KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi peluang emas bagi sejumlah konglomerat bisnis untuk memperluas sayap usahanya. Terlihat sejumlah perusahaan besar yang kini tengah mengerjakan proyek-proyek di ibu kota baru tersebut. Salah satunya adalah PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL), yang sedang membangun dan mengembangkan Rumah Sakit Internasional.
Pada bulan November 2023, Presiden Jokowi meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking Rumah Sakit Hermina ini. Pada tahap awal, akan dibangun 100 tempat tidur, yang kemudian akan diperluas menjadi 200 unit dengan anggaran mencapai Rp 650 miliar. PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) juga telah memulai proyek prestisius di IKN. Pada awal Juni 2024, SMRA memulai pembangunan Sekolah Islam Al Azhar Summarecon. Groundbreaking Sekolah Islam Al Azhar Summarecon Nusantara ini diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Adaro Energy dan Visi Pembangunan Berkelanjutan di IKN Dengan total investasi sebesar Rp 200 miliar, sekolah ini akan menyediakan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA di atas lahan seluas 2,9 hektar. Selain itu, PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) juga memiliki rencana besar di IKN. CTRA berencana membangun 10 menara rumah susun (rusun) dengan nilai investasi mencapai Rp 3,5 triliun. Proyek ini nantinya akan dibiayai oleh pemerintah selama 10 tahun, dengan Tingkat Internal Rate of Return (IRR) yang saat ini masih dinegosiasikan dengan pemerintah. Namun, CTRA masih menunggu kepastian dari kelanjutan proyeknya di IKN. Direktur Ciputra Development, Harun Hajadi, menyebutkan bahwa proses Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) memerlukan waktu yang cukup lama. Hingga kini, KPBU yang telah terlaksana baru mencakup proyek bendungan, jalan tol, dan pelabuhan. “Namun untuk pembangunan rumah susun baru pertama kali. Sehingga pemerintah harus merancang formula baru, yang membuat prosesnya lama,” kata Harun menjawab pertanyaan KONTAN, akhir Juni 2024. Proses pembangunan proyek di IKN masih panjang. Setelah melewati proses KPBU dan studi kelayakan atau
feasibility study (FS), CTRA harus melalui proses kurasi desain rusun. “Setelah itu, kami baru bisa ditetapkan sebagai pemrakarsa,” lanjut Harun. Proses ini pun belum selesai, karena CTRA harus mengikuti tender atau lelang jika ada badan usaha lain yang tertarik dengan proyek serupa. Estimasi waktu penyelesaian proyek ini masih belum bisa dipastikan karena dinilai terlalu singkat. Saat ini, CTRA masih menunggu proses kurasi desain. Pembangunan IKN juga memberikan dampak positif bagi emiten di sektor produksi material, salah satunya semen. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) adalah salah satu emiten yang mendapatkan berkah dari proyek ini. Perlu diketahui, Indocement memiliki fasilitas yang strategis untuk mendukung suplai semen bagi pembangunan IKN. Indocement memiliki kompleks Pabrik Tarjun yang mampu memproduksi 2,8 juta ton semen per tahun.
Baca Juga: Rumah Sakit Mayapada Nusantara: Pusat Kesehatan Masa Depan di Kalimantan Timur Produksi semen INTP juga didukung oleh kompleks Pabrik Maros yang saat ini disewa, dengan kapasitas produksi mencapai 3,5 juta ton semen per tahun. Untuk mendukung distribusi semen ke proyek IKN, INTP memiliki fasilitas pendukung yaitu Terminal Semen Samarinda. “Indocement optimis bahwa dengan ketiga fasilitas yang telah dilengkapi jetty tersebut mampu menyuplai kebutuhan IKN dan daerah sekitarnya,” ujar Dani Handajani, Corporate Secretary Indocement kepada KONTAN. Dani menambahkan, pembangunan IKN merupakan katalis utama bagi pertumbuhan konsumsi semen di Kalimantan. Berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen selama lima bulan pertama 2024 telah mencapai 2 juta ton, meningkat 23% dibandingkan tahun lalu. Indocement memprediksi angka ini akan terus meningkat seiring dengan pembangunan IKN dan fasilitas pendukungnya.
Dari sisi produk, Indocement menyatakan siap mengirimkan berbagai jenis semen sesuai kebutuhan pembangunan IKN. Kebutuhan tersebut meliputi Semen Portland Tipe I (OPC) dan semen ramah lingkungan seperti Semen Portland Komposit (PPC) dan Semen Hidrolis. Selain itu, anak perusahaan Indocement, PT Pionirbeton Industri, telah mendirikan
batching plant beton siap pakai di IKN. INTP berharap permintaan semen di sekitar wilayah IKN tetap kuat. Hal ini didorong oleh pembangunan berbagai fasilitas pendukung IKN serta peningkatan populasi di sekitar IKN setelah pemindahan pegawai negeri sipil (PNS). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .