Ikut Mendukung Energi Berkelanjutan, Begini Langkah Pertamina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam proses transisi energi, peran minyak dan gas bumi (migas) masih diperlukan. Menurut 7th ASEAN Energy Outlook (AEO7), migas merupakan industri dengan teknologi dan rantai pasok yang mapan. Sehingga dapat mendukung transisi energi.

Gas misalnya, berperan penting karena pasokannya yang masih stabil serta energi beremisi rendah. Di Indonesia, Pertamina sebagai perusahaan yang bergerak di sektor energi juga berupaya mendukung rencana pemerintah dalam mewujudkan target net zero emission (NZE).

Direktur Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan aktif berkontribusi untuk mencapai tujuan dan prioritas ASEAN 2023.


Terkait dengan transisi energi, mengutip kajian Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) 2022, Pertamina pada Juni 2021 menetapkan target pengurangan bahan bakar berbasis minyak sebanyak 64% pada tahun 2023. 

Selain itu, meningkatkan bauran gas alam dan energi terbarukan, masing-masing sebesar 19% dan 17% pada tahun yang sama. 

Untuk mengamankan produksi gas, anak usaha Pertamina, yakni Pertamina Hulu Energi (PHE) berupaya meningkatkan produksi. Pada tahun 2022, PHE mencatat produksi gas sebesar 2.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Produksi ini melampaui target produksi sebesar 6% 

Baca Juga: Proses Negosiasi Blok Masela Macet, Pemerintah Akan Langsung Turun Tangan

Dalam keterangannya, Kamis (25/5), Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, penemuan sumber baru dapat menjaga dan meningkatkan produksi migas pada jangka panjang. Selain itu, akuisisi sumber-sumber potensial seperti Blok Masela dapat meningkatkan pasokan gas nasional Di ranah keberlanjutan dan transisi energi, PHE juga menerapkan program dekarbonisasi, salah satunya dengan teknologi carbon capture storage (CCS) serta carbon capture utilization & storage (CCUS). 

Pertamina juga memperkuat portofolio energi terbarukan dengan mengembangkan subholding Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang melantai di bursa efek pada Februari tahun ini.

Dalam prospektusnya, PGE mengalokasikan 85% hasil IPO untuk pengembangan usaha hingga tahun 2025, termasuk di dalamnya panas bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian