Ikuti Tren Positif Bitcoin, Harga Mayoritas Altcoin Naik di Sepekan Terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan terakhir, pasar Aset Kripto masih dalam tren positif dengan Bitcoin (BTC) menunjukkan ketahanan dengan bergerak sekitar tingkat resisten US$ 35.000. Menariknya, peningkatan signifikan dialami oleh altcoin yang menandakan pertumbuhan lebih lanjut dalam waktu dekat.

Pada Selasa (7/11) pukul 08.00 WIB, BTC bertengger di harga US$ 34.930 melemah 0,37% dalam 24 jam terakhir, namun masih menguat 1,45 % dalam periode tujuh hari terakhir dimana sempat hampir mencapai harga US$ 36.000 pada Kamis pekan lalu.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengamati, kenaikan pasar kripto dalam sepekan terakhir berkat dana sebesar US$261 juta mengalir ke produk investasi kripto, yang melanjutkan inflow positif selama enam minggu berturut-turut. Total arus masuk selama enam minggu terakhir sebesar adalah US$767 juta. Jumlah ini bahkan lebih tinggi dibandingkan total arus masuk sepanjang tahun 2022 yaitu $736 juta, menurut laporan CoinShares.


Baca Juga: Harga Bitcoin Naik Tinggi di Oktober, Bagaimana Potensinya di Akhir Tahun?

Di antara 20 Aset Kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, beberapa altcoin mencuat sebagai pemenang terbesar minggu ini. Cardano (ADA) memimpin,  selanjutnya diikuti XRP, Solana (SOL) dan Chainlink (LINK) dengan pertumbuhan mengesankan.

Menurut data Coinmarketcap pada Selasa (7/11) pukul 9.00 WIB, selama periode 7 hari terakhir, Cardano (ADA) naik 19,23% bertengger US$ 0,3615. Kemudian, XRP menguat 19,05% bertengger di US$ 0,69. 

Solana (SOL) juga berhasil mencapai kenaikan luar biasa sebesar 16,24 % yang sempat mencapai puncak US$46,33. Saat ini, SOL diperdagangkan pada US$41,58. Selanjutnya, Chainlink (LINK) juga berhasil melanjutkan tren positif dalam sepekan terakhir dengan naik 14,10% bertengger di US$ 12,90. 

Panji mengatakan, peningkatan harga pada mayoritas altcoin salah satunya disebabkan Bitcoin yang telah mencapai puncaknya tahun ini. Sehingga, sebagian investor dan trader beralih ke altcoin untuk mencari keuntungan  lebih tinggi.

“Sepanjang Bitcoin mampu bertahan di level tertingginya, altcoin masih berpeluang untuk mengalami penguatan. Namun, jika Bitcoin anjlok maka perlu waspada terhadap penurunan altcoin,” ujar Panji dalam siaran pers, Selasa (7/11).

Bitcoin sempat mencapai level tertinggi dalam 17 bulan di mana hampir mencapai US$ 36.000 sebelum turun dari level harga US$ 35.000. Kinerja yang kuat baru-baru ini, sebagian karena optimisme atas persetujuan beberapa produk ETF spot dalam waktu dekat.

Diikuti dengan Regulator Hong Kong yang sedang mempertimbangkan izin perdagangan exchange-traded fund (ETF). Langkah ini tampaknya merupakan langkah lain dalam percepatan ambisi Hong Kong untuk menjadi pusat aset virtual (crypto hub).

Selain itu, pasar kripto juga antusias pasca Sam Bankman-Fried (SBF) pendiri bursa kripto FTX, telah dinyatakan bersalah atas tujuh tuduhan pidana di Pengadilan Federal Manhattan pada Jumat (3/11), SBF akan menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal selama 115 tahun.

“Sepekan ke depan, investor perlu mencermati perkembangan lebih lanjut seputar ETF Bitcoin, dimana antisipasi jika terjadi aksi harga negatif dalam jangka pendek jika ETF spot Bitcoin kembali ditunda oleh SEC,” imbuh Panji.

Selain itu, Panji menambahkan, pasar tengah menanti perkembangan antara Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) dan Ripple, dimana selanjutnya diharapkan terjadi pada tanggal 9 November, sesuai dengan perintah pengadilan tertanggal 24 Oktober 2023.

SEC maupun Ripple diharuskan untuk mengusulkan jadwal pengarahan mengenai tuntutan yang dikenakan dalam kasus tersebut. Langkah ini mengikuti putusan pengadilan masalah penjualan institusional XRP yang masih belum terselesaikan.

Baca Juga: Bitcoin Naik Paling Tinggi Sepanjang Oktober, Pasar Saham dan Obligasi Tertekan

Sementara dari sisi makroekonomi, pasar kripto menguat juga berkat laporan payroll AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat lalu, sehingga mengirim imbal hasil obligasi AS lebih rendah. Hal ini juga terjadi di tengah pandangan bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga dan mungkin mulai memangkasnya tahun depan. Saat ini ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Desember. 

“Pasar juga akan mencari kejelasan lebih lanjut mengenai niat The Fed dari para pejabat yang akan berbicara akhir pekan ini, termasuk Ketua Jerome Powell, dan anggota yang memberikan suara seperti Ketua Fed New York John Williams dan Presiden Fed Dallas Lorie Logan,” tandas Panji.

Berikut analisis teknikal bitcoin da ethereum pekan ini:

BTC/USDT Support: US$ 33.500 Resistance: US$ 35.000

Sepekan terakhir BTC masih bertahan di level tertingginya tahun ini di kisaran US$35.000 dan Selasa (7/11) pukul 09:00 WIB, BTC bertengger di US$34.930, turun 0,37% dalam 24 jam terakhir.

Dalam jangka pendek, apabila BTC mampu bertahan di atas trendline di kisaran US$34.700 maka berpotensi kembali menguji area resistance US$35.000 dan selanjutnya ke US$36.000. Namun, jika BTC breakdown di bawah US$34.700 maka akan melemah ke support US$33.500. Indikator Stochastic bergerak netral di area centreline dan MACD histogram bar mdalam ke momentum bearish.

ETH/USDT Support: US$ 1.845 Resistance: US$ 2.000

Beberapa hari terakhir ETH berhasil mencapai harga US$1.900 yang merupakan level tertinggi sejak Agustus 2023 dan pada Selasa (7/11) pukul 09:00 WIB, ETH bertengger di harga US$1.885.  

Saat ini, apabila ETH mampu bertahan di atas support US$1.845 maka  ETH akan berpotensi lanjut menguat ke area resistance psikologis di harga US$2.000. Sementara, apabila ETH breakdown di bawah US$1.845 maka ETH berpotensi akan turun area support selanjutnya di kisaran US$1.730 Indikator stochastic menguat di area centreline dan MACD histogram memasuki momentum bullish terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi