Ilmuwan: Orang yang sudah divaksin Covid-1 bisa dengan mudah menularkan varian delta



KONTAN.CO.ID - LONDON. Sebuah temuan dari para ilmuwan menyebutkan, ada tanda-tanda awal bahwa orang yang telah divaksinasi Covid-19 mungkin dapat menularkan virus varian Delta semudah mereka yang tidak divaksin.

Demikian hasil penelitian ilmuwan di Public Health England (PHE) pada Jumat (6/8), seperti dilaporkan Reuters.

Temuan itu sejalan dengan temuan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa orang yang divaksinasi Covid-19 dan terinfeksi varian Delta dapat dengan mudah menularkannya ke orang lain.


Varian Delta sangat menular dan telah menjadi jenis virus corona yang dominan secara global. Kasus Covid-19 secara global telah menewaskan lebih dari 4,4 juta orang, termasuk lebih dari 130.000 orang di Inggris.

Baca Juga: Hingga 6 bulan setelah dosis kedua, Moderna: Vaksin kami masih efektif 93%

Vaksin Covid-19 telah terbukti memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit parah dan kematian akibat varian Delta, terutama dengan dua dosis. Tetapi ada sedikit data tentang apakah orang yang divaksinasi masih dapat menularkannya kepada orang lain.

"Beberapa temuan awal menunjukkan bahwa tingkat virus pada mereka yang terinfeksi Delta yang telah divaksinasi mungkin serupa dengan tingkat yang ditemukan pada orang yang tidak divaksinasi," sebut PHE dalam sebuah pernyataan.

PHE menyebutkan, dari kasus Covid-19 varian Delta yang dikonfirmasi dan telah dirawat di rumah sakit sejak 19 Juli, 55,1% diantaranya tidak divaksinasi, sementara 34,9% telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Hampir 75% dari populasi Inggris telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19.

Secara terpisah, PHE menyebutkan, varianĀ  Covid-19 lain yang dikenal sebagai B.1.621, pertama kali terdeteksi di Kolombia, telah menunjukkan tanda-tanda menghindari respons imun yang dipicu oleh vaksin Covid-19 atau infeksi sebelumnya.

Baca Juga: Negara kaya ngotot jalankan booster vaksin Covid-19, abaikan imbauan WHO

Editor: Khomarul Hidayat