KONTAN.CO.ID -Jakarta. Ilmuwan temukan bagian yang hilang dari Bulan, sebuah batu ruang angkasa mengorbit Bumi. Batu ruang angkasa tersebut kabarnya memancar samar-samar selama beberapa minggu setiap bulan April. Belum lama ini para ilmuwan mengungkapkan sebuah temuan barunya mengenai sebuah temuan barunya mengenai bagian yang hilang dari Bulan. Seperti yang kita ketahui, Bulan merupakan satelit Bumi yang selalu berdampingan. Berbicara tentang Bulan, ternyata para ilmuwan menemukan sebuah batu ruang angkasa tua yang terlihat seperti pecahan atau bagian yang hilang dari Bulan.
Benda ruang angkasa tersebut diberi nama yang berasal dari Hawaii, yakni Kamo'oalewa dan telah diterbitkan dalam jurnal
Nature Communications Earth & Environment.
Mengutip dari
CNET, para ilmuwan melihat spektrum asteroid dekat Bumi yang ternyata tidak ada yang cocok dengan sebuah asteroid. Demikian ujar Ben Sharkey, seorang ilmuwan pascasarjana di Departemen Ilmu Planet di
University of Arizona sekaligus penulis utama jurnal tersebut. Sebaliknya, Sharkey dan rekan ilmuwan lainnya menyadari bahwa itu memiliki pola cahaya yang dipantulkan, atau spektrum, yang sangat erat hubungannya dengan batu Bulan yang dibawa kembali dari misi Apollo NASA.
Baca Juga: Gerhana bulan parsial pada 18-19 November 2021 merupakan yang terlama abad ini "Pengamatan yang menantang ini dimungkinkan oleh kekuatan pengumpulan cahaya yang sangat besar dari teleskop kembar 8,4 meter dari Teleskop Binokular Besar," ujar Al Conrad, seorang staf ilmuwan di Observatorium Teleskop Binokular Besar dan rekan penulis studi tersebut. Tetapi itu bukan satu-satunya bukti asal usul serpihan bulan Kamo'oalewa. Kuasi-satelit yang merupakan subkategori asteroid dekat Bumi yang mengorbit matahari dan Bumi mengelilingi planet kita dengan kemiringan yang tidak biasa. Hal itulah yang menyebabkan batu ruang angkasa terebut muncul di langit malam setahun sekali. Menurut Renu Malhotra, seorang Profesor Ilmu Planet di
University of Arizona, batu ruang angkasa tersebut tiba di posisinya saat ini 500 tahun yang lalu. Malhotra juga yakni lintasannya akan berubah dalam waktu sekitar 300 tahun. Karena kemunculan Kamo'oalewa yang jarang, para ilmuwan membutuhkan beberapa tahun untuk mengumpulkan data hingga pada akhirnya dapat melukiskan gambaran lengkap dari objek tersebut. Setelah menemukan cukup bukti, para ilmuwan kemudian mengkonfirmasi awal mulanya di Bulan.
Bagaimana batu ruang angkasa tersebut berpisah dari Bulan? Menurut Reddy, Kamo'oalewa mungkin menjadi batu ruang angkasa besar pertama yang ditemukan terpisah dari Bulan dalam salah satu tabrakan kuno, seperti yang dikutip dari
Space. Kendati demikian, masih ada kemungkinan bahwaw batu ruang angkasa Kamo'oalewa ini benar-benar bagian dari Bulan atau sebuah anomali. Para ilmuwan juga masih belum mengetahui apakah masih ada serpihan bulan lain yang tersembunyi di tata surya, yang belum ditemukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News