KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetujui pengangkatan anggota direksi bursa periode 2022 hingga 2026. Iman Rachman pun resmi menjadi Direktur Utama BEI. Keputusan itu diambil dalam RUPST BEI yang dihadiri oleh 93 pemegang saham atau 100% dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara. "Para pemegang saham telah menggunakan haknya untuk mengajukan calon anggota Direksi BEI masa bakti 2022-2026 dengan mengacu kepada ketentuan Peraturan OJK Nomor 58/POJK.04/2016 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Bursa Efek (POJK 58)," tulis BEI dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/6).
Baca Juga: Resmi Jadi Direktur Utama BEI 2022–2026, Ini Profil Iman Rachman Adapun susunan Direksi BEI masa bakti 2022-2026 terpilih sebagai berikut: - Direktur Utama : Iman Rachman - Direktur Penilaian Perusahaan : I Gede Nyoman Yetna - Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa : Irvan Susandy - Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan : Kristian Sihar Manullang - Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko : Sunandar - Direktur Pengembangan : Jeffrey Hendrik - Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia : Risa Effennita Rustam Dalam konferensi pers RUPST BEI yang digelar secara virtual, Rabu (29/6), Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan akan melanjutkan pencapaian baik yang sudah tercatat di periode sebelumnya dan menindaklanjuti beberapa hal yang belum selesai. Ia optimistis hal itu bisa dilakukan, mengingat ada kesinambungan kepemimpinan pada periode 2022 -2026 dengan periode sebelumnya. Ini terlihat dari beberapa direksi yang kembali menjabat hingga tahun 2026 nanti. "Tiga dari tujuh direksi yang ada dari periode sebelumnya. Artinya, kami berkeyakinan bahwa kami bisa memastikan keberlanjutan program-program itu," kata Iman dalam konferensi pers RUPST BEI, Rabu (29/6).
Baca Juga: BEI Punya Direktur Utama Baru, Ini Harapan dan Pekerjaan yang Bisa Dibenahi Asal tahu saja, tiga direksi yang kembali menjabat pada periode kali ini adalah I Gede Nyoman Yetna Setia yang sebelumnya juga menjabat sebagai Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Kristian Sihar Manullang yang sebelumnya menduduki Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI. Serta Risa Effenita Rustam yang sebelumnya menjadi Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI. Iman menuturkan, ia juga akan bersinernergi dengan berbagai pihak untuk menunjang kinerja bursa ke depan. Ia pun memastikan seluruh rencana strategis jajaran direksi bursa dapat dilaksanakan dengan baik di masa kepemimpinannya. Selain itu, Iman berkomitmen terus melakukan pengembangan-pengembangan bersama dengan direksi lain yang secara resmi sudah diangkat. Salah satunya, pengembangan inovasi produk yang mungkin sudah terpikirkan dalam periode sebelumnya tetapi belum sempat terealisasikan. Hingga akhir periode kepemimpinannya atau di tahun 2026, Iman menargetkan kapitalisasi pasar bisa mencapai Rp 13.500 triliun. Sementara, jumlah investor ditargetkan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan saat ini. Begitu pula dengan jumlah emiten juga diharapkan naik lebih dari 100% di tahun 2026 nanti. "Indikator-indikator ini kami harapkan bisa kami penuhi, bisa kami laksanakan dengan road map target tiap tahunan sampai dengan di tahun 2026," jelasnya.
Capaian BEI
Sekadar informasi, mengutip keterangan resmi BEI, sepanjang tahun 2021 pasar modal Indonesia mengalami pemulihan dan terus bertumbuh. Ini tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai posisi 6.581,5 atau naik 10,1% year on year (yoy) setelah mengalami penurunan saat masa pandemi di tahun 2020. Adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2021 tercatat Rp 8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4% yoy. Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham tahun 2021 juga meningkat 45,2% yoy dengan nilai Rp 13,4 triliun. Adapun rerata frekuensi perdagangan harian saham naik 91,1%yoy menjadi 1,29 juta transaksi per hari. Selain itu, rerata volume perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 81,4% yoy menjadi 20,6 miliar saham per hari. Dari sisi perusahaan tercatat, BEI mampu mencatatkan 54 perusahaan tercatat baru dengan fund raised mencapai Rp 62,61 triliun yang merupakan nilai fund raised tertinggi sepanjang sejarah BEI.
Ini mengantarkan jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 766 emiten pada akhir tahun 2021. Dari segi pengembangan investor, pada tahun 2021 total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta atau tumbuh 93,0% yoy. Sementara pada periode sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau naik 103,6% yoy.
Baca Juga: Lindungi Investor dan Jaga Kewajaran Harga Saham, BEI Tutup Kode Domisili Investor Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat