Iman Sugema disebut bakal gantikan Rini Soemarno



JAKARTA. Di tengah memanasnya isu reshuffle kabinet, posisi Rini Soemarno kembali di goyang. Kabar terbaru menyebutkan, pos Menteri Negara BUMN yang kini di kendalikan Rini bakal berpindah ke Iman Sugema, ekonom dari Megawati Institute.

Pilihan terhadap Iman, menurut salah satu sumber di lingkaran istana, merupakan upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendapatkan dukungan kembali PDI Perjuangan (PDIP). Apalagi sosok Iman termasuk salah satu ekonom yang menjadi kepercayaan Megawati Soekarnoputri.

Iman sendiri baru saja memulai karir barunya sebagai komisaris di Bank Tabungan Negara (BTN). Ekonom senior Indef ini baru mengakhiri karir singkatnya di Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai komisaris utama.


Ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden dalam pilpres 2014, nama Iman juga muncul menjadi salah satu kandidat menteri. Namun, belakangan namanya memudar seiring munculnya kandidat lainnya.

Ekonom Indef Eni Sri Hartati menilai, Iman layak untuk masuk ke kabinet Jokowi-JK. Kemampuannya sebagai ekonom dan pengamat sudah cukup teruji. Iman jugna memiliki hubungan yang baik dengan Megawati dan PDIP yang merupakan pendukung utama Presiden Jokowi.

“Pak Iman layak untuk jadi kandidat menteri Jokowi. Beliau memiliki kemampuan, namun kompetensinya tidak pas untuk mengelola BUMN. Sebagai akademisi pak Iman kuat di konsep, sementara di BUMN yang dibutuhkan action dan kemampuan manajerial,” kata Eni saat dihubungi wartawan, Senin (18/4).

Sebagai ekonom, Iman menghabiskan sebagian besar waktunya di almamaternya di Institut Pertanian Bogor (IPB). Di kampus ini, Iman menginisiasi berdirinya Inter-Café sebuah lembaga studi keuangan dan ekonomi. Nama Iman besar ketika menjadi ekonom di Indef dan suaranya nyaring terdengar.

Terkait pemerintahan Jokowi, sikap kritis Iman tak berubah. Dalam sebuah diskusi bertajuk "Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun 2019: Mimpi atau Kenyataan?" suara Iman tetap lantang.

“Kalau dengan cara kerja seperti sekarang, Presiden Joko Widodo jangan bermimpi mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen tahun 2019. Target delapan persen itu malahan akan jadi mimpi buruk,” katanya.(Penulis: Hendra Gunawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan