KONTAN.CO.ID - NEW YORK, 1 Mei (Reuters) - Imbal hasil (
yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) turun pada hari Rabu setelah Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan seperti yang diperkirakan, tetapi tetap mengisyaratkan rencana penurunan suku bunga di masa mendatang. The Fed memang mengakui kekecewaannya terhadap "kurangnya kemajuan lebih lanjut" dalam menekan inflasi turun ke target 2%. "Federal Open Market Committee (FOMC) tidak memperkirakan akan pantas untuk menurunkan target range sampai memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," kata The Fed dalam pernyataan yang disetujui secara mufakat, yang masih menyiratkan bahwa langkah selanjutnya pada suku bunga akan menjadi penurunan.
Kejutan besar bagi pasar adalah pengurangan yang lebih besar dari perkiraan dalam pengurangan kepemilikan obligasi di bawah program quantitative tightening (QT) The Fed. Ini juga membantu mendorong imbal hasil obligasi AS lebih rendah.
Baca Juga: Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Turun Pasca Keputusan Suku Bunga The Fed The Fed mengatakan mulai 1 Juni akan mengurangi batas obligasi Treasury (surat utang yang diterbitkan pemerintah AS) yang diizinkan untuk jatuh tempo dan tidak diganti menjadi US$ 25 miliar dari batas saat ini yaitu hingga US$ 60 miliar per bulan. Namun, bank sentral AS tersebut mempertahankan batas untuk efek beragun yang didukung hipotek (mortgage-backed securities/MBS) pada $35 miliar per bulan, dan akan menginvestasikan kembali setiap kelebihan pembayaran pokok MBS ke dalam Treasury. "Keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak mengejutkan, tetapi moderasi agresif dalam tapering (pengurangan bertahap), yaitu pengurangan kepemilikan obligasi The Fed, sedikit mengejutkan, dan moderat bullish (sedikit positif) untuk obligasi karena ini berarti The Fed akan membiarkan lebih sedikit pasokan obligasi yang masuk ke pasar dari neracanya," kata Michael Rosen, kepala investasi di Angeles Investment Advisors di Santa Monica, California. Memperlambat laju keluar dari QT berarti kebutuhan pembiayaan Treasury akan menurun karena tidak perlu lagi meminjam sebanyak itu untuk menutupi penebusan The Fed. Di bawah QT, kebutuhan pembiayaan Treasury meningkat secara efektif di tengah serangkaian operasi. Ketika obligasi yang dipegang The Fed jatuh tempo, Treasury menebus obligasi tersebut dan membayar The Fed dengan mengurangi jumlah yang diperlukan dari saldo kas yang disimpan di The Fed.
Baca Juga: US Yields Fall after Fed Continues to Flag Easing, Slows Balance Sheet Runoff Untuk menggantikan uang tunai yang dibayarkan kepada The Fed, Treasury perlu menjual surat berharga baru. Sekarang setelah The Fed memperlambat QT, kebutuhan untuk meminjam guna membayar The Fed atas penebusan obligasi berkurang, kata Tom Simons, ekonom AS di Jefferies di New York. "Ke depannya, penebusan ini dilakukan dengan kecepatan yang lebih lambat dan ada lebih banyak rollover yang berasal dari The Fed sehingga mereka perlu jauh lebih sedikit untuk dipinjam dari pasar," tambahnya. Dalam perdagangan sore hari, imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS (US10YT=RR) turun 4,5 basis poin menjadi 4,638%.
Imbal hasil obligasi AS dua tahun (US2YT=RR) turun 8,2 basis poin menjadi 4,96%.
Baca Juga: Pertahankan Target Bunga, The Fed Perlambat Keluar dari Quantitative Tightening Ketua The Fed Jerome Powell, dalam pengarahan persnya setelah pernyataan tersebut, tidak se-hawkish (menggedepankan kebijakan moneter ketat) seperti yang diperkirakan pasar. Dia pada dasarnya mengesampingkan penurunan suku bunga. Setelah pernyataan The Fed dan pengarahan Powell, suku bunga berjangka AS pada hari Rabu telah diperkirakan memiliki peluang penurunan suku bunga sebesar 66,4% pada November, dibandingkan dengan 58% pada Selasa sore, menurut alat FedWatch CME. Peluang itu sekitar 50% pada September dan sekitar 80% pada Desember.
Editor: Hasbi Maulana