Imbal hasil bank asal Australia Jawara



SYDNEY. Krisis finansial 2007 masih meninggalkan luka di sebagian besar bank di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Luka yang masih membekas inilah yang menyebabkan performa bank di Eropa dan AS anjlok. Di belahan dunia lain, bank terbilang kinclong. Mari kita menengeok Australia. Laporan Bloomberg Riskless Return Ranking menunjukkan, kinerja bank-bank di Australia mengalami masa kejayaan dalam periode sepuluh tahun terakhir.

Menurut laporan tersebut, Commonwealth Bank of Australia muncul sebagai jawara. Commonwealth tidak sendirian. Dalam posisi sepuluh besar, ada pula Westpac (WBC) Banking Corp dan Australia and New Zealand (ANZ) Banking Group Ltd. Keduanya menempati peringkat keempat dan ketujuh.

Selama satu periode kemarin, Commonwealth memiliki tingkat return 18%, menyusul Westpac 11%, dan ANZ 8,7%. Nah tahun ini,  Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) nangkring di posisi kedua. Selanjutnya, BOC Hong Kong (Holdings) Ltd, anak usaha Bank of China Ltd bertengger di peringkat ketiga. Sebaliknya, kinerja bank Eropa menempati jajaran terbawah. Posisi sepuluh terburuk dihuni oleh bank-bank di Benua Biru yakni  Banco Popular Espanol SA (POP), Commerzbank AG dan Unicredit Spa (UCG).


Sekadar informasi, Bloomberg Riskless Return Ranking menempatkan peringkat bank berdasarkan performa harga saham bank tersebut. Pada akhir Mei kemarin, saham bank dengan kapitalisasi terbesar di Negeri Kangguru ini bertengger di posisi A$ 65 atau melompat sekitar 205% dari level terendah di Januari 2009. Kapitalisasi pasarnya pun kini mencapai US$ 99  miliar, melampaui Goldman Sachs dan Mitsubishi UFJ.

Prospek negatif

Namun, masa emas bank di Australia bisa jadi segera berakhir. Analis Goldman Sachs, Matthew Ross memprediksi, pertumbuhan bank di Australia sekitar 5% dalam jangka menengah.

Angka tersebut di bawah pertumbuhan rata-rata tahunan yang berkisar 10%-20% per tahun. "Risiko perbankan Australia sedang, namun pelemahan dolar Australia bisa memperburuk keadaan dan membuat ekonomi melemah. Saham bank berpotensi dilepas," ujar analis Morgan Stanley, Richard Wiles.

The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) bulan lalu memangkas pertumbuhan 2013 Australia menjadi 2,6% dari  3%. “Kisah pertumbuhan Australia kini berada di ujung cerita,” ujar Manajer Investasi Tribeca Investment Partners, Sean Fenton.

Editor: Dessy Rosalina