KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil (return) bagi pemberi pinjaman (lender) fintech peer to peer (P2P) lending kian menggiurkan. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat, rata-rata kisarannya sebesar 16%-23% per tahun. Co-Founder Tokomodal Chris Antonius mengatakan, para pemberi pinjaman tertarik untuk berinvestasi melalui fintech P2P lending karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito bank. Mereka juga dapat membantu membangun ekonomi Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Perusahaannya menawarkan imbal hasil sebesar 16% per tahun. Per 2018, Tokomodal mencatat, penyaluran pinjamannnya mencapai Rp 130 miliar dan berasal dari 700 pemberi pinjaman retail. Pada tahun ini, perusahaan inj menargetkan bisa meningkatkan penyaluran pinjamannya hingga Rp 1 triliun.
Imbal hasil fintech P2P lending kian menggiurkan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil (return) bagi pemberi pinjaman (lender) fintech peer to peer (P2P) lending kian menggiurkan. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat, rata-rata kisarannya sebesar 16%-23% per tahun. Co-Founder Tokomodal Chris Antonius mengatakan, para pemberi pinjaman tertarik untuk berinvestasi melalui fintech P2P lending karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito bank. Mereka juga dapat membantu membangun ekonomi Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Perusahaannya menawarkan imbal hasil sebesar 16% per tahun. Per 2018, Tokomodal mencatat, penyaluran pinjamannnya mencapai Rp 130 miliar dan berasal dari 700 pemberi pinjaman retail. Pada tahun ini, perusahaan inj menargetkan bisa meningkatkan penyaluran pinjamannya hingga Rp 1 triliun.