JAKARTA. Keputusan Standard and Poor's (S&P) menurunkan outlook peringkat utang Indonesia dari positif menjadi stabil di pekan lalu, mendapat respon negatif di pasar obligasi korporasi. Apalagi, kemarin, Moody's Investors Service juga mengeluarkan ancaman akan merevisi outlook utang Indonesia akibat penundaan kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebab, penundaan ini akan berpengaruh negatif bagi outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sentimen negatif tersebut membuat yield obligasi korporasi di pasar sekunder mengalami kenaikan. Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat, pergerakan kurva obligasi korporasi sepanjang pekan lalu dari periode 29 April hingga 3 Mei 2013 meningkat. Yield rata-rata pada kurva obligasi dengan rating AAA naik sebesar 6,4 basis poin dibanding pekan sebelumnya. Yield obligasi korporasi dengan rating A juga naik 2,2 basis poin, dan obligasi berperingkat BBB naik sebesar 6,2 basis poin. Hanya obligasi korporasi dengan rating AA yang mengalami penurunan yield sebesar 0,6 basis poin.
Imbal hasil obligasi korporasi naik
JAKARTA. Keputusan Standard and Poor's (S&P) menurunkan outlook peringkat utang Indonesia dari positif menjadi stabil di pekan lalu, mendapat respon negatif di pasar obligasi korporasi. Apalagi, kemarin, Moody's Investors Service juga mengeluarkan ancaman akan merevisi outlook utang Indonesia akibat penundaan kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebab, penundaan ini akan berpengaruh negatif bagi outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sentimen negatif tersebut membuat yield obligasi korporasi di pasar sekunder mengalami kenaikan. Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat, pergerakan kurva obligasi korporasi sepanjang pekan lalu dari periode 29 April hingga 3 Mei 2013 meningkat. Yield rata-rata pada kurva obligasi dengan rating AAA naik sebesar 6,4 basis poin dibanding pekan sebelumnya. Yield obligasi korporasi dengan rating A juga naik 2,2 basis poin, dan obligasi berperingkat BBB naik sebesar 6,2 basis poin. Hanya obligasi korporasi dengan rating AA yang mengalami penurunan yield sebesar 0,6 basis poin.