Imbal hasil reksadana pasar uang diproyeksi meningkat ke 8,75% tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer investasi memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang meningkat seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang naik

Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14-15 November 2018 memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%.

Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo mengatakan, di tengah tren kenaikan suku bunga, strategi pengelolaan reksadana pasar uang di Bahana TCW akan fokus berinvestasi pada deposito bertenor satu bulan untuk memanfaatkan kenaikan suku bunga.


Kenaikan tingkat suku bunga acuan, Soni nilai cukup signifikan bagi kinerja reksadana pasar uang. Soni mencatat saat ini bank buku IV menawarkan bunga deposito 5,5% hingga 7%.

Sedangkan bank buku III menawarkan bunga 7,5% hingga 8,25%. Sementara, bank buku I menawarkan bunga lebih tinggi lagi sebesar 9%

Soni berpandangan, Bank Indonesia berkemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin kembali di akhir tahun, apabila The Fed menaikkan suku bunga acuannya di Desember 2018.

Dengan, tren kenaikan suku bunga saat ini, Soni memproyeksikan rata-rata imbal hasil reksadana pasar uang bisa meningkat menjadi 6,5% hingga 7,25% di akhir tahun ini. Sedangkan, untuk tahun depan, Soni memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang di tahun depan bisa mencapai 7,5% hingga 8,75%.

Di antara instrumen investasi yang cukup likuid, Soni menyarankan selain reksadana pasar uang, bila investor berinvestasi untuk tiga tahun maka Obligasi Ritel Indonesia bisa menjadi pilihan yang menarik.

"ORI memberikan bunga lebih tinggi dan fix, sedangkan deposito dan pasar uang tergantung suku bunga acuan dan likuiditas perbankan," kata Soni, Jumat (16/11).

Namun, di antara reksadana pasar uang dengan deposito bank, Soni menilai reksadana pasar uang lebih menarik karena dalam sekali menempatkan ke deposito, manajer investasi bisa taruh dalam nilai yang besar mencapai Rp 200 miliar sehingga bunga yang didapatkan terbaik.

Sedangkan, invetor ritel paling banyak menempatkan deposito senilai Rp 5 miliar. Hal ini membuat rate tidak adakan sebaik reksadana pasar uang. Apalagi, bila uang nasabah di bawah Rp 1 miliar, biasanya akan mendapat rate counter paling rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto