Imbal hasil reksadana pasar uang pada tahun depan diproyeksikan sebesar 3,5%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana pasar uang diyakini masih akan solid pada tahun depan. Walaupun di tengah tren suku bunga rendah, reksadana pasar uang akan menjadi instrumen yang lebih menarik dibanding deposito.

Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu menjelaskan, prospek reksadana pasar uang di tahun depan masih akan menarik. Hal ini seiring dengan tingkat likuiditas yang masih tinggi seperti tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga di perbankan per Oktober 2021 sebesar 9,44% yoy.

“Belum lagi, pada tahun depan ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang kemudian diikuti kenaikan bunga deposito. Ini bisa meningkatkan kinerja reksadana pasar uang pada tahun depan,” kata Ika kepada Kontan.co.id, Jumat (19/11).


Baca Juga: Meneropong prospek reksadana pasar uang di tahun 2022

Selain itu, dari segi potensi, menurutnya reksadana pasar uang masih akan baik ke depannya. Pasalnya, produk reksadana ini cocok bagi para investor pemula dan investor yang memiliki jangka waktu pendek serta profil risiko yang konservatif.

Ika memproyeksikan pada tahun depan, imbal hasil untuk reksadana pasar uang bisa berada pada kisaran 3%-3,5%. Sementara untuk produk reksadana pasar uang Avrist AM, ia mengekspektasikan angkatnya bisa melebihi atau setidaknya sama. 

“Untuk bisa mencapai target tersebut, dengan asumsi bunga deposito masih rendah, kami berencana menambah porsi obligasi pasar uang untuk meningkatkan imbal hasil produk reksadana pasar uang kami,” tutup Ika.

Selanjutnya: BNP Paribas AM perluas jangkauan mitra distribusi reksadana bertema teknologi global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi