KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi reksadana masih memberikan imbal hasil yang menarik di 2017. Dan, reksadana pendapatan tetap menjadi jawara dengan imbal hasil (return) tertinggi. Sementara performa reksadana saham tak mampu mengungguli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga November lalu alias year to date (ytd), rata-rata imbal hasil reksadana pendapatan tetap mencapai 9,62%. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, kinerja jenis reksadana ini moncer berkat membaiknya pasar obligasi domestik. Ini tak lepas dari tingkat inflasi rendah dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Tambah lagi, Standar & Poors menempatkan Indonesia pada level investment grade. Fitch Ratings pun ikut mengerek peringkat kredit Indonesia jadi BBB dengan outlook stabil. Ini menjadi katalis positif bagi pasar obligasi yang berimbas pada kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap. Sebaliknya, kinerja reksadana saham di bawah ekspektasi, hanya 5,49% ytd. Angka ini tertinggal jauh dari kenaikan IHSG yang mencapai 12,37% di periode yang sama.
Imbal hasil reksadana pendapatan tetap terseksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi reksadana masih memberikan imbal hasil yang menarik di 2017. Dan, reksadana pendapatan tetap menjadi jawara dengan imbal hasil (return) tertinggi. Sementara performa reksadana saham tak mampu mengungguli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga November lalu alias year to date (ytd), rata-rata imbal hasil reksadana pendapatan tetap mencapai 9,62%. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, kinerja jenis reksadana ini moncer berkat membaiknya pasar obligasi domestik. Ini tak lepas dari tingkat inflasi rendah dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Tambah lagi, Standar & Poors menempatkan Indonesia pada level investment grade. Fitch Ratings pun ikut mengerek peringkat kredit Indonesia jadi BBB dengan outlook stabil. Ini menjadi katalis positif bagi pasar obligasi yang berimbas pada kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap. Sebaliknya, kinerja reksadana saham di bawah ekspektasi, hanya 5,49% ytd. Angka ini tertinggal jauh dari kenaikan IHSG yang mencapai 12,37% di periode yang sama.