Imbal Hasil Reksadana Saham Panin AM Tembus Doble Digit, Intip Strateginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham di Panin Asset Management (Panin AM) berhasil mencetak kinerja yang maksimal di tengah lesunya kinerja reksadana saham secara industri. Sebagian besar kinerjanya memberi kinerja yang positif bahkan menyentuh double digit.

Misalnya, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh mencetak yield sebesar 13,22% (YTD) per Oktober 2024,  Kemudian ada pula Panin Dana Ultima juga mencatat kinerja apik dengan yield sebesar 12,71% YTD. Terakhir, Panin Dana Maksima mencetak kinerja 12,47% YTD. 

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto menjelaskan strategi utamanya mencapai return optimal adalah value investing, yakni memilih saham-saham dengan valuasi murah yang potensial untuk tumbuh. Menurut Rudy, kinerjanya lebih baik dibandingkan yang berorientasi blue chip tahun ini. 


Baca Juga: Kinerja Reksadana Tertekan Sepanjang Oktober 2024

"Kebetulan yang berbasis value tahun ini yang lebih outperform dengan alokasi yang lebih overweight pada sektor energi dan sektor keuangan dengan valuasi murah," katanya kepada KONTAN, Selasa (5/11). 

Adapun untuk produk reksadana Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh, underlying assetnya ditempatkan di ADRO, ASII, BBCA, BMRI, BBRI, INDF, PNLF, ISSP, SMRA, TLKM. 

Panin Dana Ultima underlying assetnya di ADMF, ASII, BBCA, PNBN, BBRI, BUMI, CTRA, GJTL, PNLF, SMRA. 

Panin Dana Maksima ditempatkan di ADRO, ADMF, ASII, BBCA, BMRI, PNBN, BBRI, PNLF, SMRA, UNTR. 

Baca Juga: Prospek Reksadana Menantikan Berakhirnya Pilpres AS dan FOMC Pekan Ini

Rudy menjelaskan, pihaknya menempatkan di perusahaan-perusahan tersebut karena diantaranya ada yang memang kinerja baik, beberapa saham di atas juga merupakan penggerak indeks seperti BBCA dan BMRI.

Selain itu beberapa kinerja laporan keuangan perusahaan tersebut diprediksikan akan bagus, serta valuasi yang dianggap menarik lantaran sudah turun cukup signifikan. 

Ke depan, Rudy mengatakan bahwa strateginya tidak akan jauh berbeda. Pendekatan value investing masih menjadi strategi investasi dasar, "ketika ada peluang saham dengan valuasi murah dan atau potensi pertumbuhan tinggi, kami akan coba untuk masuk," tandasnya.

Mengenai target, Rudy tegas mengatakan tidak membuat target return untuk reksadana. Tetapi ia berupaya maksimal agar return-nya sebisa mungkin di atas IHSG.

Asal tau saja, saat ini secara industri reksadana saham kinerjanya mencatatkan penurunan paling besar diantara kategori lainnya. Menurut data Infovesta, per Oktober 2024, industri indeks reksadana saham turun sebesar, yakni 2,51% (YTD).

Tonton: Siapapun Pemenang Pemilu AS, Putin Tidak Terburu-buru untuk Akhiri Perang Ukraina

Selanjutnya: Total Bangun Persada (TOTL) Raih Kontrak Baru Rp 4,4 Triliun hingga Oktober 2024

Menarik Dibaca: Hujan Ringan Mulai Siang, Berikut Prediksi Cuaca Besok (6/11) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih