Imbal Hasil SBN Berpotensi Turun, BI Diharapkan Batasi Penerbitan SRBI



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penempatan dana perbankan pada Surat Berharga Negara (SBN) cenderung menurun bila dibandingkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Melihat kondisi tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai, agar BI diharapkan memiliki exit strategy, seperti mengurangi frekuensi lelang SRBI.

Hal ini sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan ruang penurunan suku bunga BI yang akan mendorong yield atau imbal hasil SBN menurun.


“Selain itu, BI juga diharapkan selektif dalam lelang SRBI sedemikian. Sehingga tetap memberikan guidance yang clear pada pasar,” tutur Josua kepada Kontan, Selasa (23/7).

Baca Juga: Bank Indonesia Tegaskan SRBI Bukan Saingan Kredit

Josua mencatat, hingga Juli 2024 kepemilikan perbankan pada SBN menurun secara year to date (ytd) jadi Rp 262 triliun. Di saat yang sama ekses likuiditas perbankan yang ditempatkan pada SRBI cenderung meningkat sekitar Rp 520,5 triliun (ytd) per 18 Juli 2024.

Meskipun penempatan perbankan pada SRBI meningkat, Josua mencatat, penyaluran kredit per Juni 2024 masih tetap meningkat Rp 388,5 triliun sehingga fungsi intermediasi perbankan pun tetap meningkat.

Adapun Josua menambahkan, meskipun imbal hasil dari SRBI dengan tenor 12 bulan cenderung kompetitif jika dibandingkan dengan imbal hasil SBN dengan tenor yang panjang, namun pada kenyataannya, kondisi pasar SBN cenderung tetap stabil dan tidak mendorong kenaikan yield SBN yang signifikan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh penerbitan SRBI atau sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI).

Baca Juga: Dana Asing Masuk pada Pekan Ketiga Juli 2024

Dengan demikian, lanjutnya, SRBI sebagai salah satu instrumen operasi moneter yang diterbitkan oleh BI ditujukan untuk mendukung pengembangan pasar uang dan pasar valuta asing cenderung tidak mempengaruhi pasar SBN.

“Dan mengingat underlying dari instrumen SRBI adalah SBN, maka jika BI menambah penerbitan SRBI maka penempatan BI pada SBN juga cenderung meningkat,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli