KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menetapkan kupon surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk seri ST-003 sebesar 8,15% pada Kamis (31/1).

“Ini merupakan kesempatan emas bagi investor,” kata Analis Fix Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1). 

Menurutnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7 day reverse repo rate tahun ini cendrung stabil bahkan ada kemungkinan untuk turun. Hal ini akan berdampak positif pada imbal hasil obligasi ritel.

Pasalnya suku bunga acuan BI dipengaruhi sentimen eksternal yakni The Fed yang menyatakan tetap percaya diri dengan suku bunganya saat ini di level 2,25%-2,5%. “Maka belum ada indikasi BI menaikan suku bunga,” katanya.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan selama imbal hasil surat utang masih di atas deposito ini prospek yang baik. Saat ini, imbal hasil yang ditawarkan deposito sebesar 7,75%.

DJPPR memutuskan akan memberikan kupon minimal dengan spread 215 basis poin (bps) di atas suku bunga acuan BI. Kupon ini akan meningkat bila BI 7 day reverse repo rate naik, sebaliknya jika turun kupon tidak akan turun.

“Kalau BI menaikan suku bunga nanti harusnya kupon sekarang makin bagus,” kata Mikail. 

Asal tahu saja saat ini BI 7 day reverse repo rate berada di level 6%.

Namun, sentimen negatif masih menghantui di tahun ini. Mengingat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan sengketa Brexit belum usai. Tetapi kabar baiknya untuk sekarang hal tersebut menjadi sentimen positif bagi investasi domestik.

Sukuk akan ditawarkan mulai besok, Jumat (1/2) pukul 09.00 WIB. Masa penawaran akan dibuka selama 20 hari yakni sampai Rabu (20/2) pukul 10.00 WIB.

Adapun target penawaran pada sukuk kali ini sebanyak Rp 2 triliun. Dengan adanya sinyal positif ini,  Anil optimistis ST-003 bisa over target di kisaran Rp 8 triliun-Rp 10 triliun. Sementara Mikail memprediksi penawaran sukuk ST003 mencapai Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi