Imbal hasil SUN berpeluang naik akibat sejumlah sentimen negatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan naik pada perdagangan Selasa (17/6). Hal ini seiring dampak lonjakan harga minyak dan penantian investor terhadap agenda Federal Open Market Committee (FOMC).

Sebagai informasi, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turun 7 bps ke level 1,83% pada Senin malam. Senada, imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun juga turun 7 bps ke level 2,30%.

"Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran investor terhadap kenaikan harga minyak dunia sehingga mendorong permintaan terhadap aset keuangan denominasi dolar AS termasuk US Treasury," ungkap Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.


Baca Juga: IHSG melanjutkan penurunan ke 6.212 pada pembukaan perdagangan hari ini

Sementara itu, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) turun 0,18% di hari kemarin sehingga untuk sementara membukukan return sebesar 10,49% (ytd).

Mikail memprediksi pasar obligasi Indonesia akan kembali melanjutkan koreksi di tengah kenaikan signifikan harga minyak dunia. Ditambah lagi, hasil neraca dagang Indonesia yang surplus US$ 85,1 juta di bulan Agustus ternyata masih di bawah ekspektasi sebesar US$ 300 juta. Hasil ini berpotensi mengganggu pergerakan rupiah yang nantinya juga berdampak pada pasar obligasi domestik.

Baca Juga: Ini proyeksi imbal hasil lelang sukuk negara pada Selasa (17/9)

Tak ketinggalan, pasar obligasi Indonesia juga akan diwarnai oleh aksi para investor yang menunggu keputusan Federal Reserve pada Rabu (18/9) waktu setempat terkait kebijakan suku bunga acuan AS.

Dengan demikian, Mikail memproyeksikan imbal hasil SUN 10 tahun masih akan bergerak di area 7,30%-7,34% pada hari ini. Adapun seri SUN yang direkomendasikan hari ini antara lain PBS014, PBS022, FR0078, FR0079, FR0081, FR0082, dan FR0080.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati