Imbal hasil SUN berpotensi bergerak terbatas setelah bunga The Fed naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal Hasil Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan cenderung bergerak terbatas pasca kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat. Hal ini seiring potensi pergerakan imbal hasil US Treasury yang juga cenderung terbatas.

Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan menyampaikan, secara historis, imbal hasil US Treasury cenderung mengalami kenaikan secara agresif satu atau dua bulan sebelum The Federal Reserve menaikan suku bunga acuan AS. Namun, setelah itu imbal hasil US Treasury perlahan mulai turun walau sifatnya terbatas.

“Menjelang akhir 2016, US Treasury terus bergerak naik, padahal Fed Fund Rate baru terwujud di awal 2017,” katanya memberi contoh. Ia pun yakin pola serupa akan kembali terjadi pada tahun ini.


Ia pun memperkirakan pada akhir tahun nanti imbal hasil SUN maupun US Treasury masih akan berada di level yang tidak jauh berbeda seperti saat ini.

Seperti yang diketahui, imbal hasil SUN pada hari ini (22/3) berada di level 6,789% sedangkan US Treasury berada di level 2,837%.

Terlepas dari itu, walau pergerakannya terbatas, Ariawan melihat tren kenaikan US Treasury masih berpotensi terjadi hingga akhir tahun nanti.

Sebab, selain disokong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS, pergerakan imbal hasil US Treasury juga didorong oleh kebijakan pemerintah AS yang banyak menerbitkan surat utang guna menutupi defisit anggaran belanja yang membesar. “Kebijakan balance sheet dari The Fed yang berlangsung sejak tahun lalu juga mempengaruhi pergerakan imbal hasil US Treasury,” tukas Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia