JAKARTA. Merebaknya pelaku usaha finansial teknologi yang menjalankan skema peer to peer lending (P2P) tak cuma membuka kesempatan untuk mendapatkan pinjaman. Dari sisi pemberi pinjaman pun bisa mengantongi return yang lumayan. CEO PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan Garuda Putra menyebut, dilihat dari sisi investasi, menjadi pemberi pinjaman dalam skema P2P lending punya beberapa kelebihan dibanding instrumen konvensional lain. Misal imbal hasilnya bisa lebih tinggi dari bunga deposito dan lebih stabil ketimbang menyimpang uang di pasar modal. Di Amartha, Andi bilang, rata-rata bagi hasil yang bisa dapat pemberi pinjaman adalah sebesar 10%-20% per tahun. Menurut dia, pihaknya memang menggunakan skema bagi hasil ketimbang bunga konvensional. "Ini tergantung credit score dari peminjam. Makin bagus skornya makin kecil bagi hasilnya," kata dia, Selasa (8/8).
Imbal hasil tinggi, investor P2P lending membuncah
JAKARTA. Merebaknya pelaku usaha finansial teknologi yang menjalankan skema peer to peer lending (P2P) tak cuma membuka kesempatan untuk mendapatkan pinjaman. Dari sisi pemberi pinjaman pun bisa mengantongi return yang lumayan. CEO PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan Garuda Putra menyebut, dilihat dari sisi investasi, menjadi pemberi pinjaman dalam skema P2P lending punya beberapa kelebihan dibanding instrumen konvensional lain. Misal imbal hasilnya bisa lebih tinggi dari bunga deposito dan lebih stabil ketimbang menyimpang uang di pasar modal. Di Amartha, Andi bilang, rata-rata bagi hasil yang bisa dapat pemberi pinjaman adalah sebesar 10%-20% per tahun. Menurut dia, pihaknya memang menggunakan skema bagi hasil ketimbang bunga konvensional. "Ini tergantung credit score dari peminjam. Makin bagus skornya makin kecil bagi hasilnya," kata dia, Selasa (8/8).