Imbal hasil unitlink saham Allianz diproyeksikan bisa capai 15% pada 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meningkat 4,37% secara year-to-date menumbuhkan optimisme terhadap imbal hasil produk unitlink saham. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) memproyeksikan imbal hasil produk unitlink saham yang dimiliki bisa mencapai 15%. 

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan bahwa tahun ini menjadi tahun transisi sehingga ada optimisme untuk keadaan ekonomi yang lebih baik.

“Potensinya karena akan bagus, semuanya akan bagus dan tetap memperhatikan resiko yang ada,” ujar Made dalam keterangan resmi pada Selasa (9/3).


Baca Juga: Didorong IHSG, premi unitlink diproyeksi tumbuh positif pada tahun 2021

Made juga menjelaskan bahwa pada tahun 2021 akan memberikan porsi lebih banyak untuk unitlink saham. Meskipun demikian, pihaknya juga tetap akan memperhatikan unitlink obligasi dengan adanya optimisme masih akan banyak seperti tahun sebelumnya. “Kalau saham dibandingkan 2020, kita akan overweight,” ujar Made.

Saat ini, porsi saham dari unitlink saham yang dimiliki Allianz Life mencapai kisaran 95% - 97%. Dibandingkan tahun lalu, porsi sahamnya berada di 80% - 85%. “Misalkan market negatif lagi, paling tidak kita berada di 90%,” tambah Made.

Head of Equity Portfolio Allianz Life Indonesia, Arie Haryoko mengungkapkan proyeksi imbal hasil sebesar 15% dilihat dari valuasi pasar. Selain itu, ia juga bilang bahwa optimisme ada perbaikan ekonomi di 2021 lumayan kuat. 

“Kita lihat bahwa transisi ini ekspektasinya recovery adalah akan berlanjut lebih jauh lagi di 2022,” ungkap Arie dalam keterangan resmi pada Selasa (9/3).

Baca Juga: Allianz Life catatkan kinerja unitlink obligasi unggul di tahun 2020

Arie juga menjelaskan bahwa optimisme tersebut juga diimbangi dengan beberapa resiko yang ada. Beberapa resiko yang diperhatikan  ialah terkait lonjakan kasus Covid-19 yang mempengaruhi kapasitas ruang ICU dan distribusi vaksin.

“Apapun kondisinya secara umum preferensi kami tidak berubah dan kami cenderung memilih perusahaan yang memiliki pricing power, neraca efisien dan tata kelola perusahaan yang baik,” kata Arie.

Selanjutnya: Mitigasi risiko, OJK akan atur batasan portofolio investasi paydi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi