Imbas corona, fintech fokus antisipasi kenaikan NPL



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona yang masih mewabah membuat perusahaan fintech lending ikut terdampak. PT Kredit Pintar Indonesia misalnya, yang melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan pelayanan untuk mempertahankan bisnisnya.

Co-Founder & CEO Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya mengatakan, untuk menjaga bisnis pihaknya melakukan assessment kredit yang lebih bijaksana. Hal ini bertujuan untuk menjaga nilai kualitas kredit.

Baca Juga: Fintech ilegal masih bermunculan, Satgas Waspada Investasi minta masyarakat waspada


Ia menambahkan, hingga Maret 2020 pihaknya telah menyalurkan pinjaman secara kumulatif sebesar Rp 1,8 triliun. Sedangkan, nilai outstanding pinjaman Kredit Pintar mencapai Rp 1,2 triliun dengan 865.000 peminjam yang memiliki pinjaman aktif.

"Rp 1,8 triliun tersebut disalurkan ke seluruh Indonesia, khususnya pada segmen underserved," jelasnya kepada Kontan.co.id Kamis, (16/4).

Asal tahu saja, untuk menghindari pembengkakan tingkat kredit bermasalah (NPL), pihaknya turut menjalin kerjasama dengan biro kredit yang telah berlisensi.

Tak hanya itu, Kredit Pintar juga telah terintegrasi dengan Fintech Data Center (FDC) untuk melakukan KYC yang lebih baik. Sayang, Wisely enggan menyebutkan NPL Kredit Pintar.

Sementara itu, fintech lending Kredivo mengaku dengan adanya corona portofolio Kredivo mencatat masih stabil.

Head of Marketing and Founding Team Kredivo Indina Asri Andamari mengatakan, pihaknya turut konservatif dalam melakukan approval calon pengguna dan dalam pemberian kredit limit. Melalui responsible lending, pihaknya yakin dapat meminimalisir lonjakan NPL di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Transaksi merchant online delivery lewat LinkAja naik signifikan saat pandemi

"Responsible lending prinsip yang Kredivo terapkan sejak awal perusahaan berdiri. Hal tersebut dilakukan agar konsumen dapat lebih bijak dalam memanfaatkan akses pinjaman sesuai dengan kemampuan finansialnya masing-masing," Paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi