Imbas corona, penjualan Selamat Sempurna (SMSM) semakin tertekan di kuartal II 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan emiten komponen otomotif  PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) berlanjut tertekan di kuartal II 2020. Meski tidak dirinci dengan detail, gambarannya penjualan SMSM di kuartal II turun lebih dalam dibandingkan Januari-Maret 2020. 

Lidiana Widjojo, Corporate Secretary PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) menjelaskan penjualan komponen otomotif mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan selama masa pandemi karena penjualan Perseroan lebih banyak ke Aftermarket/Replacement dibanding dengan mobil baru.

Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) akan menebar dividen Rp 5 per saham, catat jadwalnya


"Gambarannya pada kuartal kedua, penurunan penjualan lebih besar dari kuartal I 2020," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/7). 

Lidiana menjelaskan hingga akhir Maret 2020 penjualan sudah turun 25% year on year (yoy). Adapun Lidiana mengungkapkan hampir sebagian besar produk Selamat Sempurna mengalami penurunan, terutama di anak usaha PT Hydraxle Perkasa yang memproduksi hidraulik yang kini juga disertai dengan perakitan dump body

Melansir laporan keuangannya di kuartal I 2020, SMSM mencatatkan penjualan neto turun 9,85% yoy menjadi Rp 803,05 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 890,85 miliar. Penjualan luar negeri turun 12,48% yoy menjadi Rp 510,10 miliar, sementara itu penjualan di pasar lokal turun 4,88% yoy menjadi Rp 292,95 miliar. 

Melansir catatan Kontan.co.id, Lidiana memaparkan turunnya top line di kuartal I 2020 disebabkan turunnya penjualan ekspor produk filter ke Malaysia, Jepang dan Singapura. Lebih jelasnya, Lidiana menduga distributor wait and see kondisi karena produk SMSM yang telah dibeli akan dijual lagi ke pelanggan mereka. 

Baca Juga: Pendapatan Selamat Sempurna (SMSM) turun 9,85% pada kuartal I 2020

Meski penjualan SMSM tertekan, Lidiana menjelaskan Selamat Sempurna telah menyiapkan strategi untuk mensiasati dampak pandemi Corona. "Perseroan melakukan efisiensi dalam banyak hal termasuk perampingan karyawan, memperbaiki fasilitas produksi, lebih fokus pada Cost Reduction Program, memperkuat cash flow," kata Lidiana. 

Selain itu SMSM juga diakui Lidiana telah mempersiapkan stock sebagai antisipasi peningkatan permintaan pada saat lockdown di berbagai negara dibuka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .