Imbas Ledakan Smelter, PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) Dipanggil DPR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) hari ini dipanggil oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) imbas insiden kecelakaan yang terjadi pada smelter nikel.

Kontan mencatat, ada dua insiden kebakaran di smelter yang terjadi pada 16 Mei 2024 dan Oktober 2023. Dua orang mengalami luka-luka imbas insiden ini.

Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai konsorsium PT KFI, Muhammad Ardhi Soemargo mengatakan, kebakaran yang terjadi pada 16 Mei 2024 lantaran adanya letupan keras di sisi pembuangan slag nikel yang mengakibatkan adanya percikan api.


"Percikan api tersebut menyebabkan kebakaran tapi tidak berlangsung lama. Ada 2 orang yang terkena luka-luka," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR RI, Senin (8/7).

Baca Juga: Kalimantan Ferro Industry (KFI) Berencana Bangun 18 Line Smelter Feronikel

Ardhi menerangkan untuk mengantisipasi insiden tidak terjadi lagi, PT KFI langsung melakukan konstruksi penambahan besar kolam tampung nikel slag dan menambahkan dua titik saluran air untuk memperbesar debit air. Tembok ditinggikan hingga 10 meter agar tidak terjadi insiden.

Selain upaya tersebut, PT KFI juga memberikan indikator water level di tampung nikel slag untuk bisa menjadi tanda yang lebih optimal. Perawatan rutin kalibrasi alat-alat pun dilakukan, jikalau ada kejadian sesutau, pihak nya diminta langsung berkoordinasi dengan perusahaan yang manufaktur alat.

Sementara itu, pada Oktober 2023, Ardhi mengungkapkan bahwa insiden tahun lalu itu terjadi kebakaran di area batu bara yang lokasinya berjauhan dari smelter perusahaan. Namun, Ardhi mengakui bahwa peristiwa tersebut terjadi karena di luar Standard Operating Procedure (SOP).

"Polri sudah memberikan hasil auditnya dan memang menyatakan bahwa tragedi tersebut terjadi penyalahan SOP dari seseorang," ujar Ardhi.

Adapun insiden tersebut telah merenggut korban jiwa dua tenaga kerja asing (TKA).

"Kami sangat berduka terhadap hilangnya dua tenaga ahli kami asing. Saat ini sudah dikremasi dan sudah dikembalikan kepada keluarga di China. Ini kira-kira seperti itu, Pak," tuturnya.

Adapun, Ardhi menegaskan pihaknya akan bertanggung jawab kepada warga yang terdampak akibat insiden tersebut. Pada prinsipnya, kata Ardhi, pihaknya membangun industri dan akan lama di sana.

"Ketika memang itu adalah bagian dari kami yang melakukan, 1.000% kami akan betulkan,” kata Ardh.

Ardhi menambahkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pengecekan terkit insiden kebakaran yang terjadi 2 bulan lalu. Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil final dari pengecekan korban yang terdampak.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Segera Lakukan Audit Kelayakan Semua Smelter Perusahaan China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati