KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas bikin masyarakat tak banyak menarik uang tunai guna menyambut libur Nataru. Sejumlah bank menaksir penarikan uang tunai tahun ini akan lebih kecil dibandingkan Nataru tahun lalu. “Tren penarikan di ATM memang cenderung menurun dibandingkan sebelum pandemi. Di sisi lain, nasabah juga cenderung melakukan transaksi non tunai,” kata DIrektur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Santoso Liem kepada Kontan.co.id, Senin (28/12). Bank swasta terbesar di tanah air ini juga tercatat memangkas persediaan uang tunainya dalam menyambut Nataru 2020. Dari Rp 46,6 triliun buat Nataru 2019 menjadi Rp 30,5 triliun tahun ini, menurun 34,5%.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku pasokan uang tunai yang disediakan masih dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya selama Nataru. Bank berlogo pita emas ini juga tercatat memangkas pasokan uang tunainya sampai 55% dari Rp 33,5 triliun tahun lalu menjadi Rp 15,1 triliun buat Nataru 2020. “Sampai akhir pekan kemarin masih relatif aman. Kami juga yakin ketersediaan uang tunai Rp 15,1 triliun akan mencukupi keburuhan sampai akhir liburan Nataru nanti,” ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi Aturridha kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Kurangi risiko kontak langsung saat transaksi dengan pembayaran non tunai Sementara Direktur Konsumer PT Bank CIMB NIaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan kini memprioiritaskan sejumlah kanal digitalnya buat menopang kebutuhan transaksi nasabah menyambut Nataru tahun ini. Sebab Lani menaksir transaksi tunai, apalagi di masa pandemi kini akan cenderung menurun dibandingkan kondisi normal. “Ketersediaan uang tunai memang sudah rutin kami lakukan, namun kami perkirakan memang tidak akan ada penarikan terlalu banyak karena mobiltas masyarakat juga terbatas karena PSBB,” ujarnya kepada Kontan.co.id. Hal berbeda diakui oleh Direktur Operasi dan IT PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Andi Nirwoto yang bilang penarikan uang tunai nasabah perseroan cenderung saat Nataru tahun ini dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. “Meningkat sekitar 15%, karena transaksi di BTN relatif meningkat secara umum. Saat ini pasokan pun kami nilai masih akan cukup memenuhi kebutuhan nasabah,” ujarnya.
Andi menambahkan, meski meningkat bank spesialis kredit perumahan ini belum berencana menambah pasokan uang tunainya. Untuk Nataru tahun ini, BTN tercatat memasok uang tunai Rp 19,9 triliun, menurun 6,13% dibaningkan Nataru tahun lalu senilai Rp 21,2 triliun. Sementara melansir catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sampai Oktober 2020 meskipun terjadi kontraksi dana pihak ketiga (DPK) sebesar 0,4% (mom), namun simpanan dengan nilai sampai Rp 500 juta tercatat masih tumbuh positif. Bahkan simpanan di bawah Rp 100 juta tumbuh paling tinggi sebesar 0,5% di antara
tiering lainnya. Sementara
tiering Rp 100 juta-200 juta tumbuh 0,4%, kemudian Rp 200 juta-500 juta tumbuh 0,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi