KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suara bising pembangunan BSI Tower terus menggema di Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM sejak pagi hingga malam hari. Gaduhnya mesin konstruksi yang menghantam tanah seperti tidak ada berhentinya. Bahkan getaran aktivitas konstruksinya sesekali terasa seperti gempa kecil yang bisa dirasakan di ruangan wartawan. Maklum, ruangan ini bersebelahan dengan lahan yang sedang digarap. BSI Tower yang diproyeksikan menjadi financial center dan sebagai kawasan ikonik di jantung kota Jakarta, sayangnya harus mengorbankan Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM yang berstatus bangunan cagar budaya.
Baca Juga: Kementerian ESDM Telah Setujui Lebih dari 480 RKAB Perusahaan Tambang Batubara Gedung jejak peninggalan masa kolonial ini rencananya akan dijadikan sebagai museum dan tetap menjadi tempat pelayanan publik Kementerian ESDM. Setelah proses Ground Breaking Green Building BSI Tower pada November 2023 lalu, aktivitas pembangunan oleh PT PP mulai dilaksanakan. Selang sebulan berjalan, Gedung Heritage Kementerian ESDM mengalami retak di sejumlah titik bahkan kerusakan terparah ada di ruang meeting dan ruang kerja Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Khawatir kerusakan semakin fatal, sementara Menteri ESDM diungsikan ke gedung sebelahnya, Gedung Chairul Saleh hingga beberapa bulan ke depan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi menceritakan, PT PP selaku kontraktor BSI Tower sudah melihat kondisi bangunan dan akan melakukan pembuktian, penelitian atas kerusakan yang terlihat. Apakah sekiranya hal tersebut membahayakan. “Tadi kami juga sudah kita rapat dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Dinas Cagar Budaya. Teman-teman PUPR meminta waktu untuk melakukan analisis dan menjadwalkan seperti apa nanti proses restorasinya,” ujarnya di Press Room Kementerian ESDM, Selasa (30/1). Manajemen PT PP juga sudah menyanggupi akan melakukan restorasi untuk gedung yang rusak. Selain itu, mereka juga akan mengecek beberapa titik untuk memastikan kondisi tanah yang dikhawatirkan mengalami penurunan hingga menyebabkan keretakan.
Dalam dua bulan ke depan, masih ada pekerjaan kritis yakni pembuatan basement yang dapat berimbas lebih jauh pada pergeseran tanah di wilayah Gedung Kementerian ESDM. “Tapi itu sudah diantisipasi dengan teknik-teknik itu. Mereka sudah melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan izin pembangunannya sudah dianalisis oleh profesor dari PUPR termasuk dari tim yang dulu mengevaluasi,” katanya.
Baca Juga: Target Bauran EBT Turun, Kepercayaan Investor Bisa Ikut Berkurang Diharapkan, cagar budaya ini dapat dipertahankan. Selain itu PT PP akan bertanggung jawab untuk melakukan restorasi pada seluruh kerusakan yang terjadi di Gedung Heritage Kementerian ESDM. Sejatinya, bangunan Kementerian ESDM memiliki bentuk memanjang dan didesain beberapa blok, yakni blok tengah dan samping. Secara konstruksi memang sengaja dibuat seperti itu untuk menjamin sisi keselamatannya. “Kalau ibaratnya lego itu pas sambungan-sambungannya. Jadi membuktikan bahwa konstruksi ini berhasil. Kalau enggak berfungsi, retaknya bisa di mana-mana (lebih parah),” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi