KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah corona yang belum tertuntaskan membuat sektor pariwisata kian terpukul. Sebab selain adanya himbauan untuk melakukan segala aktivitas di rumah, tak sedikit dari masyarakat yang menghindari keramaian guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Melihat kondisi tersebut, Tiket.com selaku penyedia jasa dan layanan turut terimbas.
Chief Marketing Officer & Co-Founder tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, sejak adanya corona penurunan terbesar dirasakan oleh industri penerbangan, hotel hingga
event.
Baca Juga: Pemerintah pusat tengah menghimpun perubahan anggaran daerah untuk tangani corona Lebih lanjut ia menambahkan, penurunan tersebut terjadi hingga 75%. Hal itu dikarenakan tak sedikit dari pengguna yang mengajukan
refund, sehingga dalam sehari pihaknya mencatat terdapat 7 sampai 10x lipat lonjakan pengguna yang mengajukan
refund. Tak hanya itu, ia menyebutkan Tiket.com turut mengalami kerugian secara material. Ia mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan bisnisnya terganggu dan mengalami kerugian yang signifikan. Sayangnya, ia enggan menyebutkan total dari kerugian tersebut. Gaery mengatakan, secara ekonomi hal itu wajar terjadi karena bersifat sementara. Sehingga, pihaknya menunggu momen yang tepat untuk memperbaiki bisnisnya. "Jika virus ini telah berakhir, Tiket.com memastikan siap untuk kembali memasarkan produknya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki layanan dan permintaan masyarakat," Jelasnya baru-baru ini. Meski begitu, Gaery mengatakan hingga saat ini adapun sumber pendapatan Tiket.com masih di dominasi oleh penjualan tiket pesawat. Sebab, menurutnya tak sedikit dari masyarakat yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat.
Baca Juga: Sri Mulyani bebaskan bea masuk dan pajak impor keperluan penanganan pandemi corona Perlu diketahui, Tiket.com masih menyediakan pembelian tiket jangka panjang. Sayang, permintaan tersebut tidak sebanding dengan pembatalan perjalanan yang diajukan. Ia mengatakan, karena adanya pandemi Covid-19, secara keseluruhan pengguna hampir membatalkan tiket perjalanannya. Hal itu disebabkan karena adanya situasi dan kondisi yang belum jelas. Dengan situasi yang ada, Gaery mengatakan stimulus untuk sektor pariwisata pun kerap dibutuhkan, khususnya dalam hal
supplier. Ia menyebutkan, stimulus pariwisata senantiasa dibutuhkan oleh perusahaan transportasi (maskapai). Sebab, maskapai dinilai paling banyak membutuhkan bantuan. Setelah maskapai, industri hotel pun dinilai membutuhkan stimulus. Hal itu dikarenakan hingga saat ini tak sedikit dari hotel yang terimbas akibat corona. Bahkan, okupansi pun dinilai sudah tidak ada. "Jadi tahapannya stimulus paling cepat transportasi dan hotel, kemudian selanjutnya ke daerah-daerah yang devisanya datang dari turis. Karena ekonomi akan berjalan jika
travelling kembali berlangsung," Imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .