KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo menilai, PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) mampu memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Melalui perhitungan proyeksi pertumbuhan ekonomi ke depan dan pemanfaatan cadangan nikel yang cukup besar dimiliki Indonesia, Singgih melihat, ini menjadi dasar Antam melakukan diversifikasi usaha yakni mendukung kendaraan listrik.
Baca Juga: Dua Anak Usaha Antam (ANTM) Dapat Izin Garap Tambang di Kawasan Hutan “Teknologi saat ini telah sedemikian terbuka sehingga melalui kerja sama akan mampu mempercepat Antam dalam melakukan rencana hilirisasi. Namun bersamaan secara paralel, komunikasi dengan Pemerintah, khususnya dalam kebijakan fiskal, sangat dibutuhkan Antam,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3). Tidak cuma itu, Singgih menilai, untuk mempercepat sisi industri kendaraan listrik, inovasi dan riset atas industri listrik harus juga diperkuat. Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, baru-baru ini Presiden Jokowi menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Keppres 41 Tahun 2004 Tentang Perizinan atau Perjanjian di Bidang Pertambangan yang Berada di Kawasan Hutan. Keppres 3 Tahun 2023 hanya mengubah satu poin, yakni angka 5 di bagian lampiran. Intinya, pemerintah menambahkan dua perusahaan yang boleh melakukan aktivitas pertambangan di hutan, yakni PT Sumber Daya Arindo dan PT Nusa Karya Arindo. Kedua perusahaan itu menambang nikel di wilayah Halmahera Timur, dengan luas lahan 14.421 ha (Sumber Daya) dan 20.763 ha (Nusa Karya). Keduanya adalah anak usaha Antam di mana menguasai saham Sumber Daya dan Nusa Karya masing-masing sebesar 51% saham.
Perihal lokasi pertambangan di kawasan hutan, Singgih mengingatkan bahwa siapapun yang melakukan pertambangan, apalagi di hutan lindung, tentu harus bertanggung jawab atas kondisi lingkungan yang ada.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 9.000 ke Level Rp 1.021.000 Per Gram, Rabu (1/3) “Tapi korporasi sekelas Antam tentu telah memberi perhatian terkait dampak lingkungan, sejak eksplorasi sampai tahap produksi nantinya,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto