KONTAN.CO.ID - DUBAI. Dana Moneter Internasional alias IMF menyebut Iran akan membutuhkan minyak dengan harga US$ 194,6 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya pada tahun depan. Dalam laporannya, IMF mencatat Iran yang merupakan anggota kunci Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diperkirakan memiliki defisit fiskal pada 4,5% tahun ini dan 5,1% di tahun depan setelah makin terluka oleh sanksi yang lebih ketat dari Amerika Serikat. Pada hari Jumat pekan lalu, harga minyak mentah Brent menutup perdagangan di atas US$ 62 per barel.
Baca Juga: Ekonomi Hong Kong dipastikan masuk jurang resesi Pendapatan minyak Iran terus menguat setelah pakta nuklir 2015 dengan enam kekuatan utama dunia untuk mengakhiri rezim sanksi yang diberlakukan selama tiga tahun sebelumnya atas program nuklir yang dilakukan. Tetapi sanksi baru yang diajukan setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 menekan ekonomi Iran. Ekonomi Iran diperkirakan akan menyusut 9,5% pada tahun ini. Sementara IMF mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Iran diperkirakan akan stagnan pada tahun depan. "Perkiraannya adalah bahwa sanksi yang diperkenalkan kembali pada tahun lalu dan diperketat pada tahun ini, tidak akan memiliki dampak tambahan pada tahun depan," kata Jihad Azour, direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah IMF.