WASHINGTON. Badan Moneter Internasional (IMF) angkat bicara mengenai kebijakan suku bunga negatif. Menurut pakar senior IMF dalam makalahnya, kebijakan suku bunga negatif akan membantu mendongkrak tingkat permintaan dan menyokong stabilitas harga dengan menambah stimulus moneter konvensional. Sekadar informasi, Bank of Japan menjadi bank teranyar yang mulai menetapkan biaya bagi bank komersial yang memarkirkan dana berlebih mereka pada awal tahun ini. BOJ menyusul langkah yang dilakukan bank sentral lain di Eropa. Sedangkan bank sentral Swiss memangkas suku bunga di bawah level nol sebagai upaya untuk mendongkrak ekonomi dan meningkatkan inflasi.
Dalam makalahnya, tim pakar senior IMF yang terdiri dari Jose Vinals, Simon Gray, dan Kelly Eckhold mencatat bahwa tingkat suku bunga mengalami penurunan dan pertumbuhan kredit di zona euro semakin naik sejak Bank Sentral Eropa (ECB) mengadopsi kebijakan suku bunga negatif. "Suku bunga rendah di bawah nol yang berisiko minim mendorong investor untuk mengubah investasi mereka dari surat utang pemerintah dengan yield rendah ke aset-aset berisiko seperti saham, obligasi korporasi, atau properti," jelas IMF. Sebagai tambahan, suku bunga negatif juga mengurangi biaya kredit bagi korporasi seperti perusahaan besar yang dapat secara langsung berinvestasi di surat utang dan pasar obligasi korporasi. Pada saat yang sama, kebijakan yang tidak konvensional ini juga memicu kecemasan mengenai keuntungan bank komersial yang margin bunganya semakin tertekan.