SINGAPURA. Krisis utang Eropa yang berkepanjangan diprediksi akan memicu aksi jual atas aset-aset Asia. Menurut Badan Moneter Internasional (IMF), hal itu akan memicu bank asing untuk memangkas penyaluran kredit ke kawasan regional dan mengganggu kestabilan pasar mata uang Asia.Dalam hasil riset yang dirilis hari ini, IMF menulis, pertumbuhan Asia mencatatkan perlambatan sejak kuartal II 2011. Hal itu menyebabkan IMF memangkas estimasi pertumbuhan tahun ini menjadi 6,3% dari prediksi bulan April sebesar 6,8%. Tidak hanya itu saja, tekanan inflasi di Asia masih akan terus meningkat dan kondisi finansial masih akomodatif. "Peningkatan guncangan finansial di kawasan Eropa dan perlambatan ekonomi AS akan memukul perekonomian makro termasuk di dalamnya Asia," jelas IMF. Dalam analisanya, IMF juga menulis, sejak 2009, investor dari negara-negara maju sudah membangun posisi investasi di Asia. "Adanya likuidasi secara tiba-tiba atas posisi tersebut bisa memicu hilangnya kepercayaan. Guncangan tersebut juga dapat menyebar dari pasar obligasi, saham, mata uang, ke pasar lainnya," jelas IMF. Belakangan ini, pasar saham Asia sudah mulai terguncang. Sebagai bukti, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 16% pada kuartal lalu. Ini merupakan penurunan kuartalan terbesar sejak 2008. Menurut IMF, adanya aksi jual akibat kepanikan di Asia menunjukkan tidak ada tempat bersembunyi ketika perekonomian negara-negara maju terguncang.
IMF: Krisis utang Eropa bisa berdampak buruk bagi Asia
SINGAPURA. Krisis utang Eropa yang berkepanjangan diprediksi akan memicu aksi jual atas aset-aset Asia. Menurut Badan Moneter Internasional (IMF), hal itu akan memicu bank asing untuk memangkas penyaluran kredit ke kawasan regional dan mengganggu kestabilan pasar mata uang Asia.Dalam hasil riset yang dirilis hari ini, IMF menulis, pertumbuhan Asia mencatatkan perlambatan sejak kuartal II 2011. Hal itu menyebabkan IMF memangkas estimasi pertumbuhan tahun ini menjadi 6,3% dari prediksi bulan April sebesar 6,8%. Tidak hanya itu saja, tekanan inflasi di Asia masih akan terus meningkat dan kondisi finansial masih akomodatif. "Peningkatan guncangan finansial di kawasan Eropa dan perlambatan ekonomi AS akan memukul perekonomian makro termasuk di dalamnya Asia," jelas IMF. Dalam analisanya, IMF juga menulis, sejak 2009, investor dari negara-negara maju sudah membangun posisi investasi di Asia. "Adanya likuidasi secara tiba-tiba atas posisi tersebut bisa memicu hilangnya kepercayaan. Guncangan tersebut juga dapat menyebar dari pasar obligasi, saham, mata uang, ke pasar lainnya," jelas IMF. Belakangan ini, pasar saham Asia sudah mulai terguncang. Sebagai bukti, indeks MSCI Asia Pacific anjlok 16% pada kuartal lalu. Ini merupakan penurunan kuartalan terbesar sejak 2008. Menurut IMF, adanya aksi jual akibat kepanikan di Asia menunjukkan tidak ada tempat bersembunyi ketika perekonomian negara-negara maju terguncang.