IMF: Orang Seharusnya Tidak Sepenuhnya Menghindari Dunia Kripto setelah Pasar Runtuh



KONTAN.CO.ID - DAVOS. Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF, mengatakan, orang seharusnya tidak sepenuhnya menghindari dunia kripto setelah keruntuhan TerraUSD (UST) baru-baru ini.

Stablecoin populer tersebut meledak awal bulan ini, memicu reaksi berantai yang berdampak pada nilai pasar mata uang kripto menguap hingga hampir US$ 800 miliar dalam sekejab.

"Saya mohon, Anda tidak menarik diri dari pentingnya dunia (kripto) ini," kata Georgieva dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, seperti dikutip Bloomberg. 


Baca Juga: Pasar Kripto Hancur, Pendiri Ethereum Beri Saran Ini kepada Investor

"Ini menawarkan kita semua layanan yang lebih cepat, biaya yang jauh lebih rendah, dan lebih banyak inklusi, tetapi hanya jika kita memisahkan apel dari jeruk dan pisang," ujar dia.

Memisahkan apel dari jeruk dan pisang mengacu pada perbedaan nyata antara item yang secara populer dianggap tidak bisa dibandingkan satu sama lain.

Georgieva menegaskan, merupakan tanggungjawab regulator di seluruh dunia untuk memasang pagar pembatas dan memberi edukasi untuk melindungi investot.

Dia mencatat, ada banyak jenis aset dengan berbagai tingkat risiko. Misalnya, ada perbedaan besar antara stablecoin yang didukung uang tunai juga aset lainnya dan yang mengandalkan algoritme untuk mempertahankan nilainya seperti Terra.

Baca Juga: Kabar Buruk, Robert Kiyosaki Proyeksi Harga Bitcoin Bisa Jatuh ke Posisi Ini

Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang seharusnya mempertahankan patokan 1:1 untuk aset cadangan seperti dollar AS.

"Semakin sedikit yang mendukungnya, semakin Anda harus siap untuk mengambil risiko hal ini meledak di wajah Anda," ungkap Georgieva. Tapi, dia menambahkan, tidak semua uang digital harus dinodai dengan kuas yang sama.

Francois Villeroy de Galhau, Gubernur Bank Sentral Prancis, menepis kekhawatiran bahwa bank sentral perlahan-lahan kehilangan kepercayaan masyarakat karena mata uang kripto dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) meningkat popularitasnya.

"Kesan saya lebih bahwa dalam beberapa minggu terakhir, masyarakat telah kehilangan kepercayaan pada kripto, lebih dibanding bank sentral,” kata Villeroy, mengacu pada keruntuhan Terra, seperti dilansir Bloomberg.

Editor: S.S. Kurniawan