KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap di bawah 5,1% hingga tahun 2029. Bright Institute menilai proyeksi ini menunjukkan bahwa tidak ada gambaran kemungkinan Indonesia akan tumbuh mencapai 8% hingga tahun tersebut. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, menyatakan bahwa proyeksi ekonomi Indonesia hingga 2029 menunjukkan stabilitas, meskipun tidak ada indikasi perbaikan signifikan dalam berbagai indikator utama.
Baca Juga: Thomas Djiwandono Rayu Menkeu Australia untuk Tingkatkan Investasi di Indonesia "Kalau kita lihat transaksi berjalan, tingkat pengangguran hingga investasi itu masih kurang baik," ungkap Awalil dalam Diskusi Publik yang berlangsung pada Selasa (29/10). Untuk tahun 2024, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,96%. Sementara itu, pada tahun 2025, pertumbuhan diproyeksikan mencapai 5,07% dan stagnan hingga tahun 2029. "Jadi menurut saya, dari proyeksi IMF ini untuk tumbuh 8% itu tidak ada atau mustahil," tegas Awalil. Proyeksi fiskal, seperti pendapatan, belanja, defisit, dan utang, menunjukkan stabilitas, tetapi mencerminkan kurangnya ruang dan ketahanan fiskal. Pendapatan negara diperkirakan akan stagnan pada persentasenya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 14,5% dari 2025 hingga 2029.
Baca Juga: BI di Forum IMF-WB: Kebijakan yang Konsisten Hadapi Ketidakpastian Global Belanja negara diperkirakan meningkat secara nominal, namun stagnan dalam presentase terhadap PDB hingga 2029 dengan kisaran 17%. Selain itu, defisit diperkirakan akan melebar rata-rata hingga tahun 2029, sementara utang pemerintah diproyeksikan meningkat hingga Rp 12.893 triliun pada tahun 2029, dengan persentase terhadap PDB sekitar 40%. Proyeksi transaksi berjalan juga tidak menunjukkan kinerja yang buruk, tetapi mengindikasikan ketahanan yang lemah jika menghadapi guncangan eksternal yang tak terduga.
Baca Juga: IMF Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Mentok 5,1%, Airlangga: Kita Belum Keluarkan Jurus Transaksi berjalan Indonesia diproyeksikan mengalami defisit 1,0% dari PDB pada tahun ini dan melebar menjadi 1,2% pada tahun 2025. "Jadi ekonomi Indonesia berdasarkan proyeksi IMF ini sangat rentan, dan jika target Pemerintahan Prabowo ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, harus ada reformasi yang luar biasa," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli