KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketegangan perdagangan membebani pertumbuhan di seluruh dunia, tetapi Dana Moneter Internasional (IMF) masih "jauh" dari proyeksi resesi global . Reuters mengabarkan pandangan seorang pejabat IMF tesebut pada Jumat (13/9) waktu setempat, ketika IMF bersiap untuk merilis prospek ekonomi baru bulan depan. IMF, pada hari Kamis, mengatakan tarif yang diberlakukan atau akan diterapkan oleh Amerika Serikat dan China dapat mencukur 0,8% dari output ekonomi global pada tahun 2020 dan memicu kerugian di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Perang dagang kian reda, China bebaskan produk pertanian AS dari tarif tambahan "Ketegangan perdagangan membebani pertumbuhan. Tapi kami benar-benar tidak melihat resesi dalam garis dasar saat ini. Saya pikir kita jauh dari itu," kata pejabat IMF tadi. "Sementara aktivitas manufaktur lemah, kami juga melihat ketahanan di sektor jasa dan kepercayaan konsumen terus meningkat. Pertanyaannya adalah berapa lama ketahanan itu bertahan, dan kami memantau dengan cermat semua indikator," kata pejabat yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum. IMF mengeluarkan prospek ekonomi dua kali setahun, memperkirakan produk domestik bruto global untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya. Para perunding Amerika Serikat dan China akan bertemu di Washington minggu depan untuk mempersiapkan pembicaraan tingkat menteri yang bertujuan meredakan perang dagang yang memar yang telah mengguncang pasar keuangan dan memicu kekhawatiran tentang resesi global. Baca Juga: Di luar dugaan, penjualan ritel AS tumbuh 0,4% pada Agustus