KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hacktiv8, pionir
coding bootcamp intensif di Indonesia, hari ini meluncurkan “2022 Outcomes and Impact Report”, yang merangkum misi, perjalanan, prestasi, dan dampak perusahaan bagi masyarakat luas. Misi utama Hacktiv8 adalah menjembatani kekurangan talenta teknologi di Indonesia. Pasalnya, menurut World Bank, Indonesia masih akan membutuhkan tambahan 9 juta pekerja di bidang IT pada tahun 2025-2030. Data saat ini menunjukkan bahwa hanya 16% lulusan ilmu komputer yang berhasil memasuki dunia kerja sebagai
developer. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan industri teknologi dengan kapasitas tenaga kerja yang ada di pasar, terutama disebabkan oleh kurikulum pengajaran ilmu IT yang kurang
update dan masih konvensional. Oleh karena itu, banyak lulusan IT masih membutuhkan pelatihan ekstra untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja.
Hacktiv8 hadir menawarkan pelatihan IT bagi masyarakat umum dari berbagai latar belakang dan menyalurkan tenaga IT siap kerja langsung ke berbagai perusahaan untuk menghadapi hal tersebut. Kurikulum
coding bootcamp disesuaikan dengan kebutuhan industri teknologi dan Hacktiv8 telah bekerja sama dengan lebih dari 800
hiring partners untuk menyalurkan lulusan mereka.
Baca Juga: Broom Makin Ngebut di Bisnis Mobil Bekas Hasilnya, lulusan Hacktiv8 tersebar di semua
startup unicorn, perusahaan telekomunikasi, dan
startup yang telah menerima pendanaan seri-B di Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 2016, Hacktiv8 telah meluluskan total sekitar 1.700+ lulusan
full-time bootcamp per Desember 2022. Berdasarkan angka tersebut, 93% di antaranya berhasil mendapatkan pekerjaan di bidang IT dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, dan mencatatkan kenaikan gaji rata-rata 84% dibandingkan pekerjaan sebelumnya. Lulusan Hacktiv8 juga mencatatkan gaji tahunan sebesar Rp 130 juta, atau 40% lebih tinggi dari standar rata-rata industri. “Kesuksesan Hacktiv8 dapat disandingkan dengan kesuksesan dari para siswa dan lulusan
bootcamp kami. Karena itu, kami senantiasa membantu siswa dan lulusan untuk mendapatkan kesempatan berkarir yang terbaik. Di sisi lain, kami juga membantu para
hiring partners untuk mendapatkan talenta IT yang ulet dan berkualitas tinggi. Kami percaya bahwa skema ini efektif dalam menjawab tantangan kekurangan tenaga kerja IT yang dihadapi Indonesia,” ungkap Ronald Ishak,
Co-Founder dan CEO Hacktiv8. Hacktiv8 juga menjadi
coding bootcamp pertama di Indonesia yang menyediakan Income Share Agreement (ISA) atau Skema Bagi Hasil. Semua orang berkesempatan untuk mengikuti
coding bootcamp dan membayar biayanya di kemudian hari dengan program ISA. Hal ini akan mempermudah masyarakat Indonesia untuk meraih pendidikan IT tanpa terhalang beban biaya yang berat di awal. Pembagian pendapatan sebesar 20% dengan Hacktiv8 diaktifkan setelah siswa lulus dan mendapatkan pekerjaan, sehingga bisa membayar kembali biaya
bootcamp serta tanpa dibebani bunga. Program ISA diluncurkan pada tahun 2019, Hacktiv8 telah membantu lebih dari 840 siswa dengan rata-rata lulusan dapat melunasi pembayaran dalam waktu 30 bulan. Hacktiv8 juga telah menyalurkan total ISA senilai kurang lebih Rp 40 miliar untuk membantu semakin banyak generasi muda di Indonesia mengakses pendidikan IT yang terjangkau dan bertransformasi menjadi talenta digital siap-kerja.
Baca Juga: Perusahaan Startup Aruna Kirim 15 Ton Daging Rajungan ke Pasar China Para siswa bisa memilih di antara 3
bootcamp intensif, yakni di bidang JavaScript, Data Science, dan Performance Marketing, atau program paruh-waktu, seperti Intro to Python, Web Service with Golang, dan React & React Native Basic. “Kami sangat bangga melihat perjalanan panjang Hacktiv8 yang terangkum dalam ‘2022 Outcomes dan Impact Report’ ini. Kami percaya bahwa Hacktiv8 dapat terus berkarya dan memberikan dampak positif yang luas bagi kemajuan bangsa Indonesia. Di tahun 2023 ini, target kami adalah menciptakan lebih dari 2.600 kesempatan bekerja, meluluskan 2.700 lulusan
full-time bootcamp, dan menambah
hiring partners kami menjadi 1.000
partners,” ucap Ronald. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi