KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor utama yang dinilai menentukan sukses atau tidaknya sebuah
startup adalah
product-market fit (PMF). Sebuah
startup dapat dikatakan memiliki PMF ketika produk mereka bisa menjadi solusi yang tepat terhadap target pasar yang dipilih. Pencapaian PMF merupakan proses yang berkelanjutan, dengan tujuan para pengguna bisa menggunakan produk
startup sebagai sebuah kebutuhan dan keharusan. Tanpa mencapai tahap PMF,
startup kemungkinan besar akan kesulitan melanjutkan operasinya. Menurut data Startup Genome tahun 2019, 9 dari 10
startup di dunia gagal menghasilkan keuntungan dan akhirnya bangkrut. Mayoritas umur perusahaan rintisan (70%) mentok pada usia sepuluh tahun. Sebanyak 50% gagal di tahun kelima, 30% gagal di tahun kedua, dan 10% bubar pada tahun pertama. Alasan utama kegagalan ini (34%) adalah tidak tercapainya
product-market fit. Untuk bisa bertahan lama,
startup ditantang untuk tidak hanya memahami dan mengidentifikasi masalah yang ada, namun bisa merancang pemecahan masalah menjadi fitur atau produk/jasa yang efektif. PMF kerap menjadi tantangan pada
startup tahap awal, karena banyak pendiri
startup yang membutuhkan
practical knowledge dalam memahami masalah nyata dan membangun fitur yang tepat sasaran.
Baca Juga: Fresh Factory Dapat Pendanaan Awal US$ 4,5 Juta yang Dipimpin East Ventures Hal inilah yang melatarbelakangi pendirian ImpacttoBuild, sebuah program inkubasi yang dibentuk oleh platform
startup kolektif Impactto. Misi utamanya adalah membantu
startup -
startup tahap awal (
early-stage) dalam proses mencapai PMF. Berbeda dari program inkubasi pada umumnya yang memberikan kurikulum seragam untuk semua peserta, ImpacttoBuild fokus menggali dan mendiagnosa
pain points masing-masing
startup untuk merancang kurikulum yang terpersonalisasi serta sesuai kebutuhan
startup terpilih. Program ImpacttoBuild Batch pertama telah melakukan seleksi dan memilih 20
startup yang sedang dalam proses diagnosis data
traction dan
pain points. Sesi diagnosis ini bertujuan untuk mendalami tantangan yang dihadapi
startup peserta dan bagaimana kemajuan tim dalam perancangan solusinya. Selanjutnya, 5
startup dari 20
startup akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dan terarah melalui proses
1-on-1 coaching sessions dengan
coach Impactto dan Impactto Partner and Team. Mereka juga akan mendapatkan
tech support dari program ImpacttoBuild.
Coach-coach yang dihadirkan berasal dari kalangan
startup -
startup yang sudah terbukti menemukan masalah dan solusi yang tepat untuk pasar masing-masing, seperti Sociolla, Halodoc, Xendit, HappyFresh, Tiket.com, dan SIRCLO. Setelah menuntaskan pelatihan tersebut, kelima
startup akan membagikan profil, pengalaman, serta pertumbuhan yang dialami selama program di acara puncak ImpactDay, yang akan tayang secara
live di akun youtube Impactto.
Baca Juga: Sinar Mas Land & Afiliasi Bentuk Investment Arm Living Lab Ventures untuk Akselerasi “Impactto percaya masih ada banyak miskonsepsi di dunia
startup, misalnya
founders yang belum memiliki
practical knowledge dalam membangun
startup , belum memiliki
product roadmap konkrit, hanya berfokus pada penggalangan dana tanpa proyeksi yang jelas, dan banyak lagi. Hal-hal ini merupakan musuh (foe) yang harus diatasi bersama," ungkap Ariance Valentina,
Associate Impactto &
Program Manager ImpacttoBuild dalam keterangannya, Rabu (29/6). "Itulah kenapa kami menyuarakan semangat #GoWithTheFoe, dimana kami ingin mendampingi setiap
startup untuk ‘menyukai’ masalah, fokus pada pengguna, menciptakan solusi yang dibutuhkan khalayak luas, dan punya strategi solid dalam mencapai profitabilitas.
Mindset yang tepat akan menjadi kunci dalam memicu inovasi dan mendukung para
founders untuk meraih PMF dan menyukseskan bisnis mereka,” lanjut dia. Untuk menyukseskan program ini, Impactto sendiri bekerja sama dengan beragam Innovation Partner. Mereka adalah mitra inovasi dengan visi yang sejalan dengan program ImpacttoBuild, yakni untuk membantu para
startup tahap awal mendapatkan PMF agar dapat berkembang lebih pesat dan secara berkelanjutan (
sustainable). Saat ini para Innovation Partner dari ImpacttoBuild adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, Midtrans, WGSHub, dan Panasonic. Masing-masing Innovation Partner memiliki perannya sendiri dalam menyediakan dukungan bagi peserta.
“Misalnya, partner kami WGSHub berupaya membantu
startup tahap awal dengan cara menyalurkan talenta ahli teknologi yang nantinya dapat membantu proses pembangunan produk/teknologi. Tidak hanya itu, Midtrans sebagai
payment gateway, dapat membantu menyediakan solusi pembayaran digital yang bisa mengakselerasi sistem finansial mereka,” tambah Ariance. Di
batch pertama tahun 2022, ada 20
startup yang telah terpilih untuk dapat mengikuti Exclusive Group Coaching yaitu Krealogi, Mindtera, Depatu, Citcall, Shafiq, Paidbaq, Arsitag, Minapoli, Chatat.id, NOBI, Automa, AFIN by Amiga, Framework Hospitality Management (Alterstay), Alteacare, Kukerja, DotX, Sustaination, Paw.id, Sekitar, dan Midas. Nantinya, semua
startup yang mengikuti ImpacttoBuild juga akan tergabung di ImpacctoCollective, platform dan wadah berkumpul bagi praktisi
startup se-Indonesia untuk saling berbagi ilmu dan
best practices. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi