KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menjalankan implementasi B20 pada tahun ini terutama untuk sektor non public service obligation yang baru dimulai sejak September 2018 lalu. Dari Januari Hingga Desember 2019, Pemerintah menargetkan penyerapan FAME dari implementasi B20 baik PSO dan Non PSO bisa mencapai sebesar 3,9 juta kiloliter (KL) Hingga 28 November 2018, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penyerapan FAME baru mencapai 2,85 juta KL atau sekitar 73% dari target tahun ini. Ini berarti pemerintah harus mengejar penyerapan FAME sekitar 900.000 KL selama bulan Desember. Namun pemerintah pesimis target tersebut bisa tercapai. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana memproyeksi serapan FAME hingga akhir tahun 2018 kemungkinan besar hanya mencapai 90% dari target tahun ini. Rida bilang imlementasi B20 saat ini memang belum optimal karena ada beberapa lokasi yang masih sulit menyerap FAME. Selain itu, ada juga kendala dalam rantai distribusi. "Kan karena kapalnya, ketersediaannya kalau ada kapal harus bersertifikat. Kapalnya ada, dermaga kurang. Makanya 2019 kami evaluasi menyeluruh agar supply chain lebih optimum,"kata Rida, Kamis (20/12). Biarpun begitu, Rida menyebut capaian implementasi B20 sudah cukup bagus, terutama untuk memperbaiki neraca perdagangan. "Nyatanya ini jalan, meksipun kami akui belum optimum karena beberapa penyebab. Kan masih ada beberapa titik belum bisa lancar, artinya serapan FAME terganggu. Tapi secara keseluruhannya masih oke, bayangkannya begini, kalau tidak ada B20 tambah tidak ada harapan,"jelas Rida.
Implementasi B20 sampai akhir tahun hanya 90%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menjalankan implementasi B20 pada tahun ini terutama untuk sektor non public service obligation yang baru dimulai sejak September 2018 lalu. Dari Januari Hingga Desember 2019, Pemerintah menargetkan penyerapan FAME dari implementasi B20 baik PSO dan Non PSO bisa mencapai sebesar 3,9 juta kiloliter (KL) Hingga 28 November 2018, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penyerapan FAME baru mencapai 2,85 juta KL atau sekitar 73% dari target tahun ini. Ini berarti pemerintah harus mengejar penyerapan FAME sekitar 900.000 KL selama bulan Desember. Namun pemerintah pesimis target tersebut bisa tercapai. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana memproyeksi serapan FAME hingga akhir tahun 2018 kemungkinan besar hanya mencapai 90% dari target tahun ini. Rida bilang imlementasi B20 saat ini memang belum optimal karena ada beberapa lokasi yang masih sulit menyerap FAME. Selain itu, ada juga kendala dalam rantai distribusi. "Kan karena kapalnya, ketersediaannya kalau ada kapal harus bersertifikat. Kapalnya ada, dermaga kurang. Makanya 2019 kami evaluasi menyeluruh agar supply chain lebih optimum,"kata Rida, Kamis (20/12). Biarpun begitu, Rida menyebut capaian implementasi B20 sudah cukup bagus, terutama untuk memperbaiki neraca perdagangan. "Nyatanya ini jalan, meksipun kami akui belum optimum karena beberapa penyebab. Kan masih ada beberapa titik belum bisa lancar, artinya serapan FAME terganggu. Tapi secara keseluruhannya masih oke, bayangkannya begini, kalau tidak ada B20 tambah tidak ada harapan,"jelas Rida.