KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Implementasi kebijakan baru terkait penempatan valuta asing (valas) Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (PP DHE SDA) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah nampaknya belum optimal. Saat ini nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan hampir menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS. Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan karena penguatan dolar AS. Hal ini tidak terjadi hanya di Indonesia saja, melainkan terjadi di berbagai negara.
Baca Juga: BI: Inflasi Inti Rendah, Bukan Berarti Daya Beli Lemah Terkait dampak kebijakan DHE yang masih belum terasa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Airlangga mengatakan pemerintah akan segera mengevaluasi hal tersebut. “Kebijakan DHE kan kebijakan baru mulai, evaluasinya akan segera dilakukan. Kita lihat ini (rupiah melemah) karena adanya penguatan dolar AS, bukan hanya indonesia berbagai negara mengalami yang sama,” tutur Airlangga kepada Kontan.co.id, Selasa (24/10). Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, saat ini Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian/Lembaga terkait, sedang melakukan evaluasi terkait aturan tersebut. “PP 36/2023 telah diberlakukan sejak 1 Agustus, dan dilakukan evaluasi selama 3 bulan implementasinya,” tutur Susi kepada Kontan.co.id, Minggu (17/9).