Implementasi Subsidi Kendaraan Listrik Dimulai Maret 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran subsidi kendaraan listrik ditargetkan berjalan Maret tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif ketika ditemui wartawan usai rapat terbatas (ratas) di Gedung Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Senin (20/2).

“Tadi (bahasan ratas)  mengenai implementasi subsidi kendaraan listrik, rencananya Maret udah jalan,” ujar Arifin (20/2).

Subsidi yang dimaksud menyasar motor listrik maupun mobil listrik. Belum ketahuan berapa total anggaran yang disiapkan oleh pemerintah untuk program ini.


Yang terang, pemerintah berencana menyediakan subsidi sekitar Rp 7 juta per unit baik untuk pembelian motor listrik maupun konversi motor listrik. Target pemerintah, realisasi penyaluran subsidi untuk konversi bisa mencapai minimal 50.000 unit tahun ini, sementara volume penyaluran subsidi untuk pembelian motor listrik ditargetkan kurang lebih serupa.

Baca Juga: Insentif Kendaraan Listrik Tinggal Tunggu Pengesahan

Arifin tidak merinci berapa anggaran subsidi yang hendak pemerintah siapkan untuk subsidi pembelian setiap unit mobil listrik. Yang terang, subsidi untuk mobil listrik tidak diberikan dalam bentuk uang. 

Namun, tidak semua pembelian kendaraan listrik bisa peroleh subsidi. Arifin berujar, penyaluran subsidi diprioritaskan bagi kendaraan listrik yang diproduksi di dalam negeri. Saat ini pemerintah masih membahas berapa batas minimum Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk penyaluran subsidi.

“Harapan saya paling tidak start-nya bisa di level 40% dulu awalnya, terus nanti akan meningkat,” kata Arifin.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peraturan menteri keuangan (PMK) penyaluran subsidi listrik diharapkan sudah bisa terbit di awal pekan Maret. 

Harapan Luhut, angka penjualan kendaraan listrik bisa melaju usai beleid tersebut diundangkan.

“Pokoknya target kita itu tahun ini dan tahun depan (mobil listrik) harus bisa 10% dari populasi penjualan mobil, sehingga dengan begitu dia akan bisa berkembang sendiri,” ujar Luhut usai ratas. (20/2).

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah telah sepakat untuk menyiapkan paling tidak 1.000 bengkel yang tersertifikasi untuk menunjang program konversi kendaraan listrik.

“Dari apa yang saya pelajari di beberapa inisiator, membuat motor atau mobil listrik itu enggak susah, karena komponennya itu sedikit, jadi dia mengintegrasikan 3 sampai 4 komponen saja. Tapi memang bengkelnya perlu sertifikasi,” kata Budi.

Baca Juga: Beleid Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Tinggal Menunggu Disahkan

Dengan memacu penggunaan kendaraan listrik, pemerintah berharap bisa menekan impor minyak mentah. Hitungan Arifin, penggunaan 1 liter bensin oleh 120 juta populasi motor per hari di Indonesia bisa menghabiskan 600.000 barel minyak.

“Motor kita kan ada 120 juta unit lebih, seluruh Indonesia ya. Kalau itu pakai 1 liter aja sehari sama aja kita ngebakar crude oil 600 ribu barel. Itu sehari. Dikali US$ 85 dolar, itu udah hampir US$ 50 juta dolar sehari kita. Uangnya bisa dipakai untuk yang lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .