JAKARTA. Kemampuan Indonesia dalam memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) masih terbilang rendah. Kementerian Pertahanan baru sanggup memproduksi alutsista senilai Rp 1,2 triliun. Itu sebabnya, Indonesia masih harus mendatangkan alutsista dari luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 800 miliar. Hal ini juga diakui oleh tiga perusahaan alutsista BUMN, yakni PT Pindad (Persero), PT DI (Persero), dan PT PAL (Persero). "Kami tidak sanggup jika waktu yang diberikan pemerintah dalam pengadaan alutsista hanya sampai tiga bulan ke depan. Sedangkan kami butuh waktu untuk mempelajari dan memproduksinya," kata Direktur Produk Manufaktur PT Pindad Tri Hardjono usai mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (21/9). Dia menjelaskan, teknologi dalam negeri untuk sekarang ini belum mampu membuat senjata kaliber besar maupun senjata berat. "Butuh waktu sekitar empat tahun bagi kami untuk menguasai teknologinya. Sehingga, produksi persenjataan seperti itu adalah jangka panjang," tuturnya.
Impor alutsista capai Rp 800 Miliar
JAKARTA. Kemampuan Indonesia dalam memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) masih terbilang rendah. Kementerian Pertahanan baru sanggup memproduksi alutsista senilai Rp 1,2 triliun. Itu sebabnya, Indonesia masih harus mendatangkan alutsista dari luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 800 miliar. Hal ini juga diakui oleh tiga perusahaan alutsista BUMN, yakni PT Pindad (Persero), PT DI (Persero), dan PT PAL (Persero). "Kami tidak sanggup jika waktu yang diberikan pemerintah dalam pengadaan alutsista hanya sampai tiga bulan ke depan. Sedangkan kami butuh waktu untuk mempelajari dan memproduksinya," kata Direktur Produk Manufaktur PT Pindad Tri Hardjono usai mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (21/9). Dia menjelaskan, teknologi dalam negeri untuk sekarang ini belum mampu membuat senjata kaliber besar maupun senjata berat. "Butuh waktu sekitar empat tahun bagi kami untuk menguasai teknologinya. Sehingga, produksi persenjataan seperti itu adalah jangka panjang," tuturnya.