Impor bahan baku dan modal turun, ini kata ekonom BCA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat kalau impor barang modal dan impor bahan baku pada bulan tersebut masih mengalami penurunan dari periode September 2019.

Impor barang modal pada bulan tersebut tercatat sebesar US$ 2,13 miliar atau turun 17.72% yoy. Sementara impor bahan baku tercatat sebesar US$ 8,32 miliar atau tergerus 18,96% yoy.

Sejalan dengan itu, kinerja industri manufaktur Indonesia pada September 2020 menurun. Ini terlihat dari hasil survei IHS Markit Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang turun 4 poin ke level 47,2 atau berada dalam bawah level ekspansif.


Penurunan yang terjadi di bulan September 2020 juga mengakibatkan berbagai perusahaan manufaktur harus mengurangi aktivitas pembelian dan inventaris untuk mengendalikan pengeluaran.

Meski indikator masih menunjukkan lebih rendah dari tahun lalu, ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat kalau sebenarnya industri manufaktur Indonesia sudah mulai kembali stabil.

“Meski memang masih berada di fase kontraksi, tetapi ini sudah melewati dari posisi terendahnya,” kata David kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Pergerakan harga komoditas ini ikut memicu surplus neraca dagang di September

Akan tetapi, David melihat kalau produksi ke depan memang belum bisa kembali ke posisi pra Covid-19 dalam waktu dekat, maupun hingga akhir tahun, meski ada momen musiman liburan Natal dan Tahun Baru.

Dengan begitu, ini berarti impor bahan baku dan impor barang modal juga masih belum bisa kembali ke posisi semula. Industri masih terlihat berjaga-jaga dalam mengendalikan persediaan barang jadi. Khawatirnya, permintaan masyarakat belum pulih meski ada momen tersebut di akhir tahun.

“Mereka khawatir akan terjadi seperti lebaran. Mereka sudah stock barang banyak, tetapi malah permintaan sedikit. Apalagi PSBB ini masih on dan off sehingga industri masih akan berhati-hati,” katanya.

Lebih lanjut, ia melihat kalau prospek impor bahan baku dan barang modal ke depannya masih akan menunggu kepastian dari vaksin dan pergerakan faktor eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto