JAKARTA. Impor baja asal Tiongkok diprediksi akan berkurang tahun ini. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Sebut saja dari segi produktivitas yang menurun, harga jual yang sudah setara dengan domestik, serta aturan yang diterapkan pemerintah.Direktur Utama PT Kratau Steel Tbk, Sukandar beberapa saat lalu menyatakan pemerintah China ingin menurunkan produktivitas bajanya sampai 2020. Dengan adanya penurunan suplai dari China, maka peluang industri baja dalam negeri bisa bersaing lagi. "Dari segi harga pun kita sudah sama," kata Sukandar, Selasa (7/3).Dadang Danusiri, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel menambahkan, posisi harga baja saat ini sudah sama antara Indonesia dan China. Sebagai perbandingan harga HRC saat ini sudah mencapai US$ 600 per ton. "Bahkan harga Jepang dan Korea domestiknya sudah lebih tinggi daripada kita," kata Dadang saat dihubungi KONTAN, Selasa (14/3).
Impor baja dari Tiongkok diprediksi berkurang
JAKARTA. Impor baja asal Tiongkok diprediksi akan berkurang tahun ini. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Sebut saja dari segi produktivitas yang menurun, harga jual yang sudah setara dengan domestik, serta aturan yang diterapkan pemerintah.Direktur Utama PT Kratau Steel Tbk, Sukandar beberapa saat lalu menyatakan pemerintah China ingin menurunkan produktivitas bajanya sampai 2020. Dengan adanya penurunan suplai dari China, maka peluang industri baja dalam negeri bisa bersaing lagi. "Dari segi harga pun kita sudah sama," kata Sukandar, Selasa (7/3).Dadang Danusiri, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel menambahkan, posisi harga baja saat ini sudah sama antara Indonesia dan China. Sebagai perbandingan harga HRC saat ini sudah mencapai US$ 600 per ton. "Bahkan harga Jepang dan Korea domestiknya sudah lebih tinggi daripada kita," kata Dadang saat dihubungi KONTAN, Selasa (14/3).