KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara dari China menyokong harga batubara menyentuh rekor tertinggi sejak Mei 2019. Secara fundamental, para analis memproyeksikan penguatan harga batubara akan berlanjut selama kuartal pertama 2021. Mengutip Bloomberg, Senin (11/1), harga batubara kontrak pengiriman Maret 2021 di ICE Newcastle naik 1,41% ke US$ 86,5 per metrik ton. Dalam sepekan harga batubara naik 6,6%. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, katalis utama yang menyokong harga batubara adalah peningkatan pembelian dari China. "China masih memiliki sisa kuota impor," kata Wahyu, Selasa (12/1).
Mengutip riset Morgan Stanley, Wahyu mengatakan masih optimistis harga batubara akan lanjut menguat. Apalagi, penguatan tersebut belum karena disokong pemulihan ekonomi global disaat pandemi masih menjadi isu utama.
Baca Juga: Harga sudah naik tinggi, begini rekomendasi saham emiten tambang batubara "Pemulihan permintaan dari perbaikan ekonomi belum masuk perhitungan," kata Wahyu. Jika ekonomi global kembali normal seperti sebelum pandemi, apalagi vaksin sudah beredar maka harapan keberlanjutan penguatan harga batubara bisa terjadi. Sementara, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, harga batubara naik karena China saat ini melakukan reformasi tambang dengan mengurangi produksi batubara sebanyak 50%. Di waktu bersamaan China juga mengalami perang dagang dengan Australia dan menutup keran impor batubara dari Negara Kanguru tersebut. Pasca impor batubara dari Australia dihentikan, akibatnya pasokan batubara di China menurun. Padahal kebutuhan batubara di China naik seiring pemulihan industri yang sudah lebih dulu terjadi karena China berhasil mengatasi pandemi lebih dulu dari negara lain. Kebutuhan batubara juga meningkat di saat musim dingin.
Baca Juga: Permintaan dari China meningkat, begini prospek batubara ke depan Selain itu, Ibrahim mengatakan harga batubara meningkat karena terjadi keterlambatan pasokan batubara. "Musim dingin menyebabkan jalur transportasi batubara membutuhkan waktu pengiriman yang lebih lama," kata Ibrahim. Selain itu, Wahyu mengamati komoditas energi saat ini memang baru mulai bangkit. Dalam sepekan ke depan Wahyu memproyeksikan harga batubara di rentang US$ 80 per metrik ton hingga US$ 90 per metrik ton.
"Dalam jangka pendek harga mulai
overbought," kata Wahyu. Namun, dalam proyeksi harga batubara di kuartal I-2021 berada di US$ 60 per metrik ton-US$ 100 per metrik ton. Sementara Ibrahim memproyeksikan sepekan ke depan harga batubara berada di rentang US$ 83 per metrik ton-US$ 88 metrik ton. Sedangkan, potensi harga terkoreksi bisa terjadi di kuartal kedua 2021 saat musim semi mulai datang.
Baca Juga: Ini deretan faktor yang membuat harga batubara terus membara Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati