KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perhitungan harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan biaya produksi minyak di lapangan migas saja dinilai tidak proporsional. Pasalnya, tidak semua produksi minyak mentah nasional berasal dari lapangan migas Pertamina. Faktanya, sebagian minyak mentah yang menjadi salah satu komponen untuk BBM merupakan bagian pemerintah, produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya dan juga yang berasal dari pengadaan impor. Semuanya mesti dibeli Pertamina dengan harga market sehingga biaya produksi BBM akan meningkat seiring kenaikan harga minyak mentah global. Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengatakan masyarakat harus paham bahwa pada era 80-90-an, Indonesia memang penghasil minyak cukup besar, yaitu mencapai 1,7 juta barel per hari (bph) dan anggota aktif Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Sedangkan konsumsi BBM domestik saat itu masih rendah, yaitu sekitar 300 ribuan bph.
Impor Minyak Makin Naik, Pengamat: Biaya Produksi BBM Otomatis Tinggi
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perhitungan harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan biaya produksi minyak di lapangan migas saja dinilai tidak proporsional. Pasalnya, tidak semua produksi minyak mentah nasional berasal dari lapangan migas Pertamina. Faktanya, sebagian minyak mentah yang menjadi salah satu komponen untuk BBM merupakan bagian pemerintah, produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya dan juga yang berasal dari pengadaan impor. Semuanya mesti dibeli Pertamina dengan harga market sehingga biaya produksi BBM akan meningkat seiring kenaikan harga minyak mentah global. Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengatakan masyarakat harus paham bahwa pada era 80-90-an, Indonesia memang penghasil minyak cukup besar, yaitu mencapai 1,7 juta barel per hari (bph) dan anggota aktif Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Sedangkan konsumsi BBM domestik saat itu masih rendah, yaitu sekitar 300 ribuan bph.