JAKARTA. Larangan Badan Karantina Kementerian Pertanian untuk mengimpor unggas dari tujuh negara yang terjangkit virus flu burung, yaitu Swedia, Finlandia, Belanda, Jepang, Prancis, India, dan Rumania, diperkirakan tak akan mampu menahan laju impor unggas. Pasalnya, para importir bibit ayam indukan atau Grand Parent Stock (GPS) di Indonesia tidak khawatir atas larangan tersebut. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, misalnya, menyebut bisnisnya tetap berjalan lancar meskipun ada pelarangan impor dari tujuh negara tersebut. "Meski kami importir GPS, tapi kami tidak ada hubungan dengan tujuh negara yang dimaksud pemerintah," kata Herwanto, Executive Vice President Japfa Comfeed pada KONTAN, Kamis (15/12). Selama ini, perusahaan ini hanya mendatangkan bibit induk ayam dari Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Sayangnya, ia enggan menjelaskan jumlah impor bibit indukan perusahaan tiap tahun.
Impor bibit unggas tetap tinggi
JAKARTA. Larangan Badan Karantina Kementerian Pertanian untuk mengimpor unggas dari tujuh negara yang terjangkit virus flu burung, yaitu Swedia, Finlandia, Belanda, Jepang, Prancis, India, dan Rumania, diperkirakan tak akan mampu menahan laju impor unggas. Pasalnya, para importir bibit ayam indukan atau Grand Parent Stock (GPS) di Indonesia tidak khawatir atas larangan tersebut. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, misalnya, menyebut bisnisnya tetap berjalan lancar meskipun ada pelarangan impor dari tujuh negara tersebut. "Meski kami importir GPS, tapi kami tidak ada hubungan dengan tujuh negara yang dimaksud pemerintah," kata Herwanto, Executive Vice President Japfa Comfeed pada KONTAN, Kamis (15/12). Selama ini, perusahaan ini hanya mendatangkan bibit induk ayam dari Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Sayangnya, ia enggan menjelaskan jumlah impor bibit indukan perusahaan tiap tahun.