JAKARTA. Meningkatnya industri olahan biji kakao dalam negeri ternyata tak dibarengi dengan keseimbangan pasokan biji kakao. Pasalnya, produksi biji kakao domestik diperkirakan bakal terus menurun lantaran produktifitas kakao petani merosot akibat tanaman yang sudah tua. Imbasnya, impor biji kakao diperkirakan terus naik. Mengutip data Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) pada 2006 produksi biji kakao domestik sekitar 650.000 ton. Namun, tahun 2013 lalu produksi biji kakao lokal hanya sekitar 450.000 ton. Tahun ini Askindo memperkirakan produksi biji kakao dalam negeri hanya akan mencapai 425.000 ton. Padahal, kebutuhan biji kakao untuk industri saja diperkirakan mencapai sekitar 400.000 ton per tahun.Imbasnya, impor biji kakao terus bertambah setiap tahun. Ketua Umum Askindo Zulhefi Sikumbang mengatakan tahun lalu impor biji kakao sekitar 40.000 ton. Ia memperkirakan pada tahun 2015 impor biji kakao akan kembali meningkat. "Impor kakao bisa naik lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 ton sampai 2015," kata Zulhefi, Selasa (11/2).
Impor Biji Kakao 2014 Akan Terus Naik
JAKARTA. Meningkatnya industri olahan biji kakao dalam negeri ternyata tak dibarengi dengan keseimbangan pasokan biji kakao. Pasalnya, produksi biji kakao domestik diperkirakan bakal terus menurun lantaran produktifitas kakao petani merosot akibat tanaman yang sudah tua. Imbasnya, impor biji kakao diperkirakan terus naik. Mengutip data Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) pada 2006 produksi biji kakao domestik sekitar 650.000 ton. Namun, tahun 2013 lalu produksi biji kakao lokal hanya sekitar 450.000 ton. Tahun ini Askindo memperkirakan produksi biji kakao dalam negeri hanya akan mencapai 425.000 ton. Padahal, kebutuhan biji kakao untuk industri saja diperkirakan mencapai sekitar 400.000 ton per tahun.Imbasnya, impor biji kakao terus bertambah setiap tahun. Ketua Umum Askindo Zulhefi Sikumbang mengatakan tahun lalu impor biji kakao sekitar 40.000 ton. Ia memperkirakan pada tahun 2015 impor biji kakao akan kembali meningkat. "Impor kakao bisa naik lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 ton sampai 2015," kata Zulhefi, Selasa (11/2).