Impor buah dari Thailand masih stabil



JAKARTA. Thailand sebagai pemasok buah-buahan yang menyasar pasar Indonesia, saat ini mengalami krisis politik. Namun, pasokan buah impor dari Negeri Gajah Putih itu tidak tersendat. 

Benny A Kusbini, Ketua Dewan Hortikultura mengatakan, impor buah-buahan dari Thailand terus berjalan. Dampak dari konflik politik ini tidak sebesar ketika Thailand menghadapi bencana banjir besar di tahun 2012 silam. 

Menurut pengamatan Benny, dampak politik hanya mempengaruhi penurunan impor buah-buahan 10%. "Selebihnya distribusi masih terbilang stabil dan hargapun masih stabil," kata Benny, Selasa lalu (27/5).


Ketimbang mengandalkan penurunan impor dari Thailand, Benny mengusulkan pada Kementrian Pertanian agar sedikit mengerem pemberian izin importir buah-buahan untuk periode Juli-Desember. Ini untuk mengerem berlimpahruahnya buah-buahan dari luar negeri. 

"Saya usul izin importir dikurangi 20%-50% agar pengusaha buah lokal bisa mengisi ruang kosong tersebut. Apa salahnya buah lokal mengisi kebutuhan domestik?" kata Benny. 

Benny menceritakan, Januari lalu importir harus memenuhi 80% kuota buah dari pemerintah. Akibatnya, Indonesia kelimpahan buah-buahan impor. Ini memicu perang harga, sehingga harga buah lokal jatuh.

Jika pemerintah bisa mengurangi jatah kuota buah impor, Benny yakin ada kesempatan harga buah impor naik dan membuka kesempatan bagi buah lokal menjadi pilihan masyarakat.

Benny berharap, nantinya duren petruk asal Indonesia akan menjadi pilihan dibanding duren montong asal Thailand, lalu harapan lain Masyarakat Indonesia lebih memilih mengkonsumsi papaya, semangka, jeruk medan asal Indonesia, dibanding produk impor.

Benny mengatakan bahwa saat ini buah-buah yang menjadi andalan dari Thailand yaitu durian montong dan lengkeng. Menurut data BPS, impor buah-buahan Indonesia per Januari 2014 dari Thailand mencapai angka US$ 2,9 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia