Impor China dorong harga batubara



JAKARTA. Harga batubara menguat. Permintaan batubara yang meningkat untuk musim dingin menjadi salah satu penyebabnya.

Harga batubara di Bursa ICE untuk kontrak pengiriman Januari 2014, Selasa (26/11),  menguat 0,23% menjadi US$ 86,45 per ton dibanding harga sehari sebelumnya.  Namun, jika dihitung selama sebulan terakhir, harga batubara hanya naik tipis 0,17%.

Analis Philip Futures Juni Sutikno mengatakan, permintaan batubara dari Benua Eropa untuk kebutuhan musim dingin meningkat di akhir tahun. Alhasil, harga batubara bisa menguat di awal pekan ini.


Selain itu, impor batubara dari China sebagai salah satu konsumsen terbesar emas hitam ini juga meningkat sepanjang Oktober. Data terbaru Bea Cukai China menyebutkan, tingkat impor batubara mencapai 24,37 juta ton di Oktober. Angka impor ini naik 14% jika dibandingkan dengan angka impor batubara pada periode yang sama di tahun lalu. “Kenaikan angka impor dari China tersebut member katalis bagi batubara sehingga harganya bisa menguat,” kata Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo kemarin, (27/11).

Juni dan Guntur satu suara memperkirakan penguatan harga batubara di awal pekan ini  kemungkinan besar masih akan berlanjut. Guntur bilang, selain masih ditopang oleh permintaan China, batubara juga akan mendapatkan katalis positif dari ekspektasi permintaan impor batubara dari beberapa produsen baja terbesar di India. Salah satunya, Jindal Steel.

Melanjutkan penguatan

Meskipun demikian, Guntur memperkirakan, kenaikan harga batubara tidak akan besar. Meskipun saat ini tingkat permintaan batubara masih kuat, tingkat pasokan batubara dunia sampai saat ini juga masih tinggi. Akibatnya, potensi penguatan harga batubara sampai akhir tahun tipis. Ia perkirakan hanya akan bergerak di kisaran US$ 87-US$ 88 per ton.  “Permintaan dan persediaan batubara sudah seimbang, makanya penguatannya cenderung terbatas,” kata Guntur.

Sementara itu, secara teknikal, Juni mengatakan, potensi penguatan harga batubara juga masih terlihat. Harga batubara berdasarkan indikator moving average convergence divergence (MACD) di grafik mingguan berada di area positif 0,037.

Penguatan juga terlihat di indikator relative strength index (RSI) berada di level 51 dan masih akan naik. Sementara itu, stochastic berada di level 41 dan cenderung bergerak negatif, menggambarkan penguatan harga akan sedikit terhambat.

Juni memperkirakan, sepekan ke depan batubara akan menguat ke kisaran harga US$  88,30-US$ 90,75 per ton. Sementara itu, Guntur memprediksi, sepekan ke depan harga batubara akan bergerak datar di rentang harga US$ 85- US$ 86 per ton.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini