JAKARTA. Daging sapi impor diproyeksikan masih akan memenuhi pasar domestik pada tahun depan. Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) memperkirakan, volume impor daging sapi pada tahun depan meningkat 28,26% dibandingkan impor daging pada tahun ini. Selama tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) memberi jatah impor daging sebanyak 92.000 ton. Rinciannya, sebanyak 41.000 ton merupakan impor daging sapi beku dan sebanyak 283.000 ekor sapi atau setara 51.000 ton daging. Direktur Eksekutif Apfindo, Joni Liano, mengatakan, Indonesia memerlukan daging sapi impor pada tahun depan sebanyak 118.000 ton. “Jumlah itu setara 21,48% dari kebutuhan nasional yang tak bisa dipenuhi oleh industri domestik,” kata Joni, akhir pekan lalu.
Hitungan Apfindo berbeda dengan proyeksi pemerintah. Hitungan pemerintah menyebutkan, alokasi impor daging sapi 2013 hanya 13,8% dari kebutuhan tahun depan. Menurut Joni, kenaikan volume daging sapi impor sejalan dengan meningkatnya konsumsi daging nasional. Pada 2012, konsumsi daging ditaksir sebanyak 1,9 kilogram (kg) per kapita per tahun. Di tahun depan, seiring pertumbuhan ekonomi, konsumsi daging diprediksi naik menjadi 2,2 kg per kapita. Sepanjang 2013, kebutuhan daging sapi nasional diperkirakan mencapai 549.672 ton. Sedangkan industri domestik hanya mampu memenuhi 431.669 ton. Dibanding kebutuhan daging 2012 sebanyak 484.000 ton, maka kebutuhan 2013 naik 13,57%. Sementara, kemampuan industri domestik memasok daging selama 2013 bisa naik 8,19%. Tahun ini, industri domestik hanya mampu memasok 399.000 ton daging sapi. Soal kebijakan impor, Joni meminta pemerintah tak hanya menggunakan persentase, tapi juga mengacu ke volume sapi secara riil. Pasalnya, populasi sapi potong domestik saat ini belum dapat mengimbangi kebutuhan daging. Populasi sapi di Indonesia saat ini sebanyak 15 juta ekor. Tapi sapi yang bisa dipotong tidak sebanyak itu. Menurut Joni, pemerintah hanya melihat jumlah populasi tanpa mencermati struktur populasi, apakah sapi betina, sapi jantan atau sapi yang belum dewasa. Saat ini, populasi sapi jantan masih sedikit. Akibatnya, sapi betina banyak dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging sapi. “Sekarang pemerintah memaksa mentaati blue print, yakni impor sapi 13,8% dari kebutuhan nasional. Jumlah itu sedikit dibandingkan kebutuhan riil,” ungkap Joni. Jika kebijakan ini tetap dipaksakan, harga daging sapi bisa terus naik hingga 2013. Program swasembada sapi pada 2014 juga terancam tak tercapai. Sebab, populasi sapi domestik makin sedikit untuk memenuhi kebutuhan daging di tahun depan. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), Thomas Sembiring, menyatakan, tahun ini ada lonjakan pemotongan sapi lokal. Sebagai gambaran, pada 2009, pemotongan sapi lokal sebanyak 1,25 juta ekor, kemudian naik menjadi 1,39 juta ekor di 2010. Tahun lalu, jumlah sapi yang dipotong meningkat lagi jadi 1,6 juta ekor. Di tahun ini, jumlah sapi yang dijagal diperkirakan 2,4 juta ekor, naik 50% dibanding tahun lalu. Ketua Komite Daging Sapi DKI Jakarta Raya, Sarman Simajorang, mengemukakan, kebutuhan daging sapi di DKI Jakarta mencapai 50.000 ton. Dia mengharapkan pemerintah bisa mencukupi kebutuhan tersebut. Komite juga meminta pemerintah menyediakan daging sapi dengan harga terjangkau. “Kami tidak peduli apakah itu daging impor atau dari dalam negeri. Yang penting barang harus ada,” ungkap Sarman. Pemerintah akhirnya membuka opsi memperbesar kuota impor daging sapi pada tahun depan. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa saat ditemui di Istana Bogor, Minggu (25/11). Rencana penambahan kuota impor itu berdasarkan kesimpulan rapat koordinasi di tingkat eselon satu. "Untuk penghitungan tahun depan diperlukan tambahan (impor)," ungkap Hatta. Pemerintah segera memutuskan besaran penambahan kuota impor daging sapi itu pada rapat koordinasi tingkat menteri pada Senin (26/11) hari ini. Selain memutuskan alokasi impor daging sapi, pemerintah akan mencari solusi untuk mengerem kenaikan harga daging sapi di pasaran.
Menurut Hatta, pasokan daging sapi dalam negeri sebenarnya memadai. Tapi ada kendala di sistem distribusi. "Bagaimana memobilisasi angkutan dari Indonesia Timur sebagai penghasil daging ke Jawa," kata dia. Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian bertekad menurunkan alokasi impor daging sapi demi mewujudkan swasembada sapi pada 2014. Dalam tiga minggu terakhir, harga daging sapi sempat menyentuh Rp 90.000 per kilogram. Hal ini memicu aksi mogok para pedagang daging eceran yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro