KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha tahu dan tempe menolak keinginan Kementerian Pertanian untuk membatasi impor kedelai. Keinginan itu dinilai hanya akan membebani perajin tahu tempe, di tengah masih minimnya produksi kedelai dalam negeri. Masih minimnya produksi kedelai lokal ini terlihat dari proyeksi realisasi impor kedelai pada tahun ini yang mencapai sekitar 2,3 juta ton. Dengan kebutuhan kedelai domestik yang sekitar 2,7 juta hingga 3 juta ton per tahun, artinya produksi kedelai lokal sekitar 500.000-an ton saja. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, pihaknya tetap menolak usulan pembatasan impor kedelai. Apalagi usulan ini belum direstui dalam rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait. "Kalau tahun ini impor kedelai mencapai 2,3 juta ton, itu artinya usulan pemerintah membatasi impor kedelai menyusahkan perajin tahu dan tempe," ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Impor dibatasi, harga kedelai bisa meroket
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha tahu dan tempe menolak keinginan Kementerian Pertanian untuk membatasi impor kedelai. Keinginan itu dinilai hanya akan membebani perajin tahu tempe, di tengah masih minimnya produksi kedelai dalam negeri. Masih minimnya produksi kedelai lokal ini terlihat dari proyeksi realisasi impor kedelai pada tahun ini yang mencapai sekitar 2,3 juta ton. Dengan kebutuhan kedelai domestik yang sekitar 2,7 juta hingga 3 juta ton per tahun, artinya produksi kedelai lokal sekitar 500.000-an ton saja. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, pihaknya tetap menolak usulan pembatasan impor kedelai. Apalagi usulan ini belum direstui dalam rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait. "Kalau tahun ini impor kedelai mencapai 2,3 juta ton, itu artinya usulan pemerintah membatasi impor kedelai menyusahkan perajin tahu dan tempe," ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.